8 Poin Pidato Politik SBY Tanggapi KLB Demokrat Deli Serdang

Sabtu, 6 Maret 2021 08:02 WIB

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY menyampaikan keterangan pers terkait KLB Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jumat, 5 Maret 2021. KLB Partai Demokrat (PD) di Deli Serdang memutuskan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi Ketum Demokrat periode 2021-2025. ANTARA/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY angkat bicara ihwal Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, 5 Maret 2021.

KLB Demokrat Deli Serdang ini menetapkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025.

Yudhoyono mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, (AHY) yang terus-menerus memimpin upaya mempertahankan kedaulatan partai, memang telah menyampaikan berbagai pernyataan. Namun, ia tetap merasa perlu bicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai, lembaga tertinggi dalam kepengurusan Demokrat.

"Saya perlu menyampaikan pernyataan dan penjelasan secara resmi guna merespons KLB Deli Serdang hari ini," kata Yudhoyono dalam konferensi pers, Jumat malam, 5 Maret 2021.

Berikut beberapa poin pernyataan SBY.

1. Partai Demokrat dan Bangsa Indonesia Berkabung

Advertising
Advertising

Yudhoyono mengatakan Partai Demokrat dan bangsa Indonesia berkabung atas terjadinya KLB Demokrat di Deli Serdang yang disebutnya abal-abal, tidak sah, dan ilegal. Di sisi lain, dia menyebut saat ini keadilan, supremasi hukum, dan demokrasi sedang diuji.

"Partai Demokrat berkabung, sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung. Berkabung karena akal sehat telah mati," kata Yudhoyono.

2. Demokrat Sempat Dituding Mencari Sensasi

Yudhoyono mengatakan banyak tanggapan bernada nyinyir dan miring ketika Ketua Umum Demokrat AHY mengumumkan tentang gerakan kudeta pada 1 Februari lalu serta mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo.

"Mereka mengatakan Demokrat hanya mencari sensasi, Demokrat hanya playing victim," kata Yudhoyono.

3. Malu dan Merasa Bersalah Pernah Beri Jabatan ke Moeldoko

Yudhoyono mengungkapkan kekecewaan mendalam kepada Moeldoko. Dia mengatakan banyak yang tercengang dan tak percaya Moeldoko yang bersekongkol dengan kader Demokrat benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta di partainya.

Yudhoyono menilai Moeldoko telah melakukan perebutan kepemimpinan yang tak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Ia mengatakan perbuatan itu hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," kata Yudhoyono.

4. KLB Ilegal dan Tak Sesuai AD/ART

Yudhoyono mengatakan KLB Demokrat di Deli Serdang ilegal. Dia menjelaskan, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Demokrat mengatur bahwa KLB dapat diadakan atas permintaan (a) Majelis Tinggi Partai atau (b) sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah DPD dan setengah dari jumlah DPC, serta disetujui Ketua Majelis Tinggi Partai.

Selaku Ketua MTP, yang beranggotakan 16 orang, Yudhoyono mengatakan pihaknya tak pernah mengusulkan KLB. Yudhoyono juga mengatakan tak ada satu pun DPD yang mengusulkan KLB. Sedangkan hanya 34 dari 514 DPC atau tujuh persen yang mengusulkan KLB, dari seharusnya minimal 50 persen.

Jika pun ada permintaan DPD dan DPC, kata dia, usulan itu harus mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai. "Kesimpulan besarnya adalah, semua persyaratan untuk diselenggarakannya KLB ini gagal dipenuhi atau tidak dipenuhi, sehingga KLB ini benar-benar tidak sah dan ilegal," kata Yudhoyono.

5. Sebut Moeldoko dan Pelaku KLB Akali AD/ART

Yudhoyono menyebut ada akal-akalan dari pihak Moeldoko dan pelaksana KLB Deli Serdang untuk mengubah dan mengganti AD/ART. Sebelum mengangkat Moeldoko menjadi ketua umum, kata dia, AD/ART Demokrat yang sah telah diubah dan diganti dengan AD/ART versi KLB Deli Serdang.

"Sehingga penobatan KSP Moeldoko dianggap sah. Pertanyaannya, apa bisa begitu?" kata Yudhoyono.

Mantan Ketua Umum Demokrat ini mengatakan perubahan AD/ART partai harus dilakukan dalam forum yang sah. Sedangkan KLB Deli Serdang disebutnya ilegal dan tidak sah karena tak memenuhi persyaratan yang diatur di AD/ART Demokrat yang telah disahkan Kementerian Hukum dan HAM.

Jika Moeldoko menganggap AD/ART versi Deli Serdang itu sah, Yudhoyono menilai mantan Panglima TNI itu salah besar dan tak paham UU Partai Politik. "Lagi-lagi makin kuat dan makin nyata bahwa KLB Deli Serdang benar-benar tidak sah adanya."

6. Tak Menyangka Demokrat Diganggu

Yudhoyono mengatakan tak pernah menyangka partai yang dia gagas akan diganggu dan dirusak. "Sebagai seorang yang menggagas berdirinya Partai Demokrat, termasuk yang membina dan membesarkan partai ini dan bahkan pernah memimpinnya, tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan," kata Yudhoyono.

Yudhoyono mengatakan peristiwa semacam ini tak pernah terjadi saat dirinya menjadi presiden selama dua periode. Ia mengaku tak pernah mengganggu dan merusak partai politik yang ada di Tanah Air.

"Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama sepuluh tahun saya memimpin Indonesia dulu baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain, seperti yang kami alami saat ini," ujar Yudhoyono.

7. Yakin Jokowi Arif Menyikapi KLB Demokrat

Yudhoyono mengatakan tetap percaya bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi arif menyikapi hasil Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. "Saya tetap percaya bahwa Bapak Presiden Jokowi memiliki integritas dan kearifan dalam menyikapi gerakan pendongkelan dan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah ini," kata Yudhoyono

Yudhoyono juga mengaku percaya negara dan pemerintah akan bertindak adil serta menegakkan pranata hukum yang berlaku. Baik itu konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang Partai Politik, maupun Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat yang secara hukum juga mengikat.

8. Ajak Kader Perjuangkan Keadilan

Yudhoyono mengatakan ia memahami para kadernya merasa marah, terhina, dan merasa diperlakukan sewenang-wenang karena gerakan pengambilalihan kepemimpinan lewat KLB Deli Serdang. Ia juga mengerti jajaranya merasa geram kepada kader yang berkhianat dengan iming-iming kedudukan, serta ingin membalas perbuatan mereka.

Namun, Yudhoyono meminta para kadernya tetap bersabar, sembari pada saat yang sama berjuang mendapatkan keadilan sejati. Dia mengajak mereka untuk semakin bersatu dan merapatkan barisan di bawah komando dan kepemimpinan Ketua Umum Demokrat AHY.

"Saya mengajak para kader untuk berjuang bersama, berjuang sampai keadilan benar-benar kita dapatkan di tanah Indonesia ini," kata Yudhoyono.

Penggagas Demokrat ini mengatakan, perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan dan kemandirian partai adalah perjuangan yang suci dan mulia. Ibarat peperangan, kata SBY, peperangan tersebut dapat dibenarkan.

"Ibarat peperangan, perang yang kita lakukan adalah perang yang dapat dibenarkan, sebuah war of necessity, sebuah just war, perang untuk mendapatkan keadilan," ujar SBY.

Baca juga: SBY Minta Kader Demokrat Sabar dan Tetap Berjuang

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

3 menit lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

18 jam lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

19 jam lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

1 hari lalu

May Day: Sejarah Hari Buruh sampai Jadi Libur Nasional di Era Presiden SBY

Polri menyiapkan ribuan anggotanya di sejumlah daerah mengawal aksi buruh memperingati May Day, Rabu besok,

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

1 hari lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

1 hari lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

2 hari lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Usai Nobar di Banyuwangi, Menteri AHY Ajak Terus Dukung dan Doakan Timnas U-23 Indonesia agar Lolos ke Olimpiade 2024

2 hari lalu

Usai Nobar di Banyuwangi, Menteri AHY Ajak Terus Dukung dan Doakan Timnas U-23 Indonesia agar Lolos ke Olimpiade 2024

Usai nobar di Banyuwangi, AHY mengajak masyarakat untuk terus mendukung dan mendoakan Timnas U-23 Indonesia agar bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

2 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya