Kemenkes Buat Empat Arahan Terkait Rencana Vaksin Mandiri

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Sabtu, 20 Februari 2021 18:59 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau vaksinasi Covid-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Jokowi meninjau proses vaksinasi Covid-19 tahap dua bagi pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Perpres Nomor 14 Tahun 2021 yang merevisi Perpres Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, memungkinkan adanya vaksin gotong royong alias vaksin mandiri. Karena itu, Budi mengatakan Kemenkes telah membuat empat panduan, untuk memastikan bahwa vaksin ini tetap berjalan secara benar.

"Pertama adalah prinsip-prinsip dasar bahwa vaksin itu diberikan gratis ke seluruh rakyat Indonesia oleh pemerintah. Itu hak mereka. Jadi meski ada program vaksin gotong royong ini, tidak menghilangkan hak mereka untuk mendapatkan vaksin gratis," kata Budi Gunadi dalam diskusi daring, Sabtu, 20 Februari 2021.

Kedua, Budi mengatakan vaksin gotong royong ini adalah kerjasama antara pemerintah dengan seluruh stakeholder lainnya. Hal ini dilakukan untuk bisa melakukan percepatan terhadap program vaksinasi Covid-19. Belum adanya bukti ilmiah yang pasti yang menyatakan berapa lama vaksin ini akan bisa memberikan kekebalan tubuh, membuat pemerintah ingin vaksinasi berjalan secepat mungkin.

"Semakin cepat semakin baik. Jangan sampai nanti kekebalan tubuhnya selesai, program vaksinasinya belum selesai," kata Budi.

Prinsip ketiga, kata Budi, adalah jangan sampai pemberian vaksin ini bisa membuka persepsi bahwa yang kaya bisa lebih dulu mendapat vaksin. Ia mengingatkan di seluruh dunia, hal ini juga isu yang sangat sensitif. Banyak negara-negara berkembang yang belum mendapat akses vaksin, karena negara-negara maju mendominasi pembelian vaksin.

Advertising
Advertising

Adapun prinsip keempat, adalah program vaksinasi ini bukan untuk bisnis semata-mata. Budi mengatakan konsep bahwa vaksinasi dilakukan sebagai bisnis, merupakan suatu hal yang hampir tak ada di seluruh dunia.

"Konsepnya lebih banyak kita mengajak membangun mekanisme gotong royong, di mana stakeholder membantu melakukan vaksinasi bagi seluruh rakyat di negara yang bersangkutan," kata Budi.

Saat ini, Budi mengatakan Kementerian Kesehatan sedang mempersiapkan aturan Menteri Kesehatan yang bekerja sama juga dengan para stakeholder lainnya, termasuk perusahaan swasta. Hal ini, kata dia, akan membuat vaksinasi tetap berjalan di koridor-koridor tersebut, tapi juga memberikan fleksibilitas untuk pihak swasta. Ia mempersilahkan pihak swasta manapun yang merasa mereka memiliki kewajiban sosial untuk bergotong royong bersama pemerintah untuk melakukan vaksinasi ke seluruh rakyat Indonesia, untuk berpartisipasi.

Budi meyakini untuk menyelesaikan masalah pandemi ini tak mungkin pemerintah melakukan sendiri secara eksklusif, tapi harus secara inklusif.

"Tak mungkin kita melakukan lewat program vaksinasi milik pemerintah saja, tapi harus bersama-sama seluruh komponen masyarakat membangun gerakan biar kita bisa memfasilitasi ini bersama-sama," kata Budi.

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

12 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

17 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya