Direktur Indikator Ungkap Alasan Pemerintah Ingin Pilkada 2024

Senin, 8 Februari 2021 18:12 WIB

Peniliti senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida memberikan keterangan terkait hasil hitung cepat sejumlah pilkada 2020 di Jakarta, Rabu, 9 Desember 2020. Indikator Politik Indonesia mengadakan hitung cepat di Pilkada Tangerang Selatan dengan hasil pasangan Benyamin - Pilar Saga mendapatkan 41,86 persen. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi membeberkan sejumlah alasan yang dia dengar ihwal alasan pemerintah dan beberapa pihak menginginkan Pilkada 2024 digelar sesuai jadwal. Alasan pertama menyangkut situasi pandemi Covid-19, sehingga pilkada sebaiknya tak digelar pada 2022 dan 2023.

"Alasan pandemi itu langsung saya skip karena enggak kredibel," kata Burhanuddin, Senin, 8 Februari 2021. Burhanuddin mengatakan alasan ini tak kredibel lantaran pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya berkukuh menggelar Pilkada 2020.

Padahal, banyak elemen masyarakat sipil yang mendesak agar pilkada ditunda demi mencegah terjadinya penularan kasus Covid-19. Namun, Burhanuddin menuturkan, ada alasan lain mengapa pemerintah menginginkan pilkada tetap digelar tahun 2024.

Dia mengatakan kepala daerah yang terpilih langsung oleh rakyat dianggap kerap tak bisa diajak berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Jika tak ada pilkada pada 2022 dan 2023, maka kepala daerah yang habis masa jabatan pada tahun itu akan digantikan oleh pelaksana tugas atau penjabat hingga Pilkada 2024.

Plt atau penjabat akan ditunjuk oleh eksekutif, yakni Presiden untuk plt atau penjabat gubernur dan Menteri Dalam Negeri untuk plt atau penjabat bupati/wali kota. "Maka akan memudahkan kontrol dalam pelaksanaan atau pencegahan atau manajemen handling Covid-19. Ini alasan yang saya dengar dari sudut sana, dari belakang layar lah ya," kata Burhanuddin.

Advertising
Advertising

Menurut Burhanuddin, alasan ini mungkin dapat diterima dan didiskusikan. Namun ia berpendapat alasan koordinasi penanganan Covid-19 ini tetap tak boleh menyalahi prinsip demokrasi.

Dalam demokrasi, kata Burhanuddin, seseorang boleh mengatur masyarakat jika orang tersebut dipilih langsung oleh rakyat. Ia mengingatkan jangan sampai pandemi Covid-19 menjadi dalih bagi pemerintah untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan demokrasi.

"Bahwa demokrasi melahirkan situasi gaduh, that's the beauty of democracy. Di situlah diperlukan kelincahan pemimpin dalam men-deliver, mendiskusikan, dan berkomunikasi dengan kepala daerah," ujar Burhanuddin.

<!--more-->

Berikutnya, Burhanuddin mendengar alasan bahwa Pilkada 2022 di DKI Jakarta dikhawatirkan memicu perpecahan masyarakat seperti yang terjadi di Pilkada DKI 2017. Ia mengakui alasan ini masuk akal dan mungkin terjadi.

Namun lagi-lagi, Burhanuddin mengatakan kekhawatiran akan dampak itu tak boleh mengalahkan substansi demokrasi. Pada intinya, ucapnya, pemilihan harus tetap berlangsung secara adil dan rakyat mempunyai hak menentukan siapa yang dipilihnya. "Soal efeknya kita bisa diskusikan supaya tidak memecah," kata dia.

Terakhir, Burhanuddin mendengar adanya kekhawatiran Pilkada 2022 bakal memberikan panggung politik bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Alasan ini disebutnya bukan dari pemerintah, tetapi sempat mencuat di publik dan dilontarkan beberapa pengamat politik.

Mestinya, kata Burhanuddin, pihak-pihak yang tak setuju Anies menjadi presiden atau terpilih lagi menjadi gubernur DKI menantangnya lewat pemilihan. Yakni dengan mengajukan calon lain yang berkualitas untuk mengalahkan Anies.

"Dalam demokrasi, challenge dong dalam pemilu yang bersifat fair, ajukan calon yang qualified untuk mengalahkan Anies. Jangan kemudian aturan mainnya yang disingkirkan," ujar Burhanuddin.

Di sisi lain, Burhanuddin mengatakan peluang Anies Baswedan pun sebenarnya tak cukup kuat. Dari beberapa kali survei Indikator, kata dia, elektabilitas Anies tak lantas di atas angin meskipun sudah empat tahun menjadi gubernur DKI.

Burhanuddin membandingkan dengan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menjadi gubernur DKI pada 2012. Setahun memimpin ibu kota, kata dia, elektabilitas Jokowi sudah melampaui Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. "Tapi sekarang (Anies) enggak, lebih scattered, dan approval rating Anies juga enggak tinggi-tinggi amat," kata Burhanuddin.

Artinya, dia mengimbuhkan, mekanisme demokrasi itulah yang harus selalu diterapkan terlepas dari perbedaan preferensi dan sikap partisan yang dianut. "Kita sepakat yang suara terbanyak kita dukung, yang kalah beri kesempatan kepada yang menang, yang menang juga jangan menang-menangan," kata dia.

Jadwal pilkada sebelumnya sempat menjadi perdebatan di Dewan Perwakilan Rakyat. Awalnya, sejumlah fraksi mendorong normalisasi pilkada pada 2022 dan 2023 melalui revisi UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017.

Namun, Presiden Jokowi meminta Pilkada 2024 digelar sesuai amanah UU Nomor 10 Tahun 2016. Jokowi juga meminta agar aturan pemilu tak setiap lima tahun direvisi. Fraksi-fraksi koalisi pemerintah kemudian berbalik badan menolak revisi UU Pemilu dan normalisasi pilkada.

Baca juga: Langkah Jokowi Memupus Rencana Pilkada 2022 dan 2023


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Soal Peluang PKS Gabung Kubu Prabowo, Politikus PAN Mengaku Senang

3 jam lalu

Soal Peluang PKS Gabung Kubu Prabowo, Politikus PAN Mengaku Senang

Viva Yoga mengatakan PAN tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

4 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

5 jam lalu

KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

PDIP tercantum sebagai pihak penggugat diwakili oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDIP.

Baca Selengkapnya

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

5 jam lalu

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

Wina mengaku menyayangkan perusakan baliho sosialisasinya untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

7 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

8 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

8 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

9 jam lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

19 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

20 jam lalu

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara Musa Rajekshah mengomentari saat ditanya kemungkinan maju calon wakil gubernur

Baca Selengkapnya