Kiprah Nazaruddin: Mantan Bendahara Demokrat yang Dituduh Hendak Dongkel AHY

Kamis, 4 Februari 2021 14:10 WIB

Mantan Narapidana proyek wisma atlet Hambalang, M Nazaruddin. ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin disebut-sebut menjadi salah satu aktor rencana untuk mendongkel Agus Harimurti Yudhoyono dari kursi Ketua Umum. Pengurus Partai Demokrat menuduh Nazaruddin membantu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk mengambil alih partai.

Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebut Nazaruddin dan Moeldoko sama-sama berada di Hotel Aston, Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan pada 27 Januari 2021. Mereka menemui sejumlah ketua DPC Partai Demokrat yang sebelumnya diundang oleh kader Demokrat Jhoni Allen Marbun.

"Yang mengundang JAM, tapi di sana ada Nazar dan Moeldoko," kata Rachland kepada Tempo, Rabu, 3 Februari 2021.

Nazaruddin menjabat Bendahara Umum Partai Demokrat pada tahun 2010-2011. Ia juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Jawa Timur V. Di DPR, pria kelahiran Simalungun, Sumatera Utara pada 26 Agustus 1978 ini duduk di Komisi III yang membidangi hukum dan HAM.

Nazaruddin dipecat partai pada 2011 setelah terseret dalam kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang, Palembang, Sumatera Selatan. Pada 2012, Nazaruddin divonis tujuh tahun penjara untuk perkara korupsi Wisma Atlet ini.

Advertising
Advertising

Kemudian pada 2016, ia kembali dijatuhi hukuman enam tahun penjara untuk kasus pencucian uang. Maka total hukuman yang dijalaninya ialah 13 tahun penjara sejak 2012. Meski seharusnya baru bebas pada 2025, Nazaruddin telah keluar dari tahanan pada 14 Agustus 2020.

Baca: Istana Enggan Menjawab Surat AHY, Pratikno: Itu Perihal Dinamika Internal Partai

Bebasnya Nazaruddin sempat menjadi polemik. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM menyatakan Nazaruddin mendapatkan remisi karena berstatus justice collaborator. Namun Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan tak pernah menyematkan status justice collaborator itu kepada Nazaruddin.

Dalam kesaksian salah satu pengurus daerah Demokrat, Nazaruddin hadir di Hotel Aston Rasuna. Dia membeberkan rencana kongres luar biasa untuk merebut kursi ketua umum dari AHY.

Nazaruddin mengklaim sudah didukung 260 DPD dan DPC Demokrat yang mayoritas dari Pulau Jawa, tetapi masih membutuhkan 100 dukungan lagi. KLB itu disebut-sebut akan mengangkat Moeldoko menjadi ketua umum.

Nazaruddin, menurut pengakuan pelapor, menyatakan Moeldoko akan mampu mengerek popularitas dan elektabilitas Demokrat menjadi partai dengan peringkat suara kedua terbanyak di parlemen. Sedangkan Jhoni mengatakan kepemimpinan AHY perlu diganti karena tak memperhatikan pengurus di daerah.

Rachland mengatakan, peserta pertemuan itu banyak yang tak tahu atau mengenal Nazaruddin. Ada yang mengetahui nama tetapi tak mengenal muka. Ada juga peserta yang mengambil foto Nazaruddin untuk bisa dikonfirmasi kepada DPP. Menurut Rachland, peserta pertemuan antipati begitu mengetahui rencana KLB yang dibeberkan Nazaruddin itu.

"Bagi mereka, Nazaruddin itu yang merusak partai ini," kata Rachland.

Jhoni Allen Marbun dan Nazaruddin belum merespons upaya konfirmasi. Soal keterlibatan Nazaruddin, Tempo telah mengirimkan upaya konfirmasi lewat pesan pendek ke adik Nazaruddin, Muhammad Nasir yang merupakan anggota DPR dari Fraksi Demokrat namun tidak direspon.

Adapun Moeldoko mengaku beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang mengeluhkan kondisi internal Demokrat. Namun ia tak menjawab tegas saat ditanya apakah orang-orang yang menemuinya itu Jhoni Allen dan Nazaruddin. "Saya tidak peduli itu siapa, wong saya tuh hanya dateng aja ngobrol," kata Moeldoko dalam konferensi pers di rumahnya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Februari 2021.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

3 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

22 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

2 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

2 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

3 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

3 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

5 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

5 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

8 hari lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya