Genjot Pendonor Plasma Konvalesen, RSUP Sardjito Yogyakarta Kerahkan 8 Alat

Selasa, 19 Januari 2021 23:11 WIB

Petugas menunjukan plasma darah yang baru diambil dari pendonor yang merupakan penyintas Covid-19 di PMI Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 2021. Plasma darah itu selanjutnya diproses jadi plasma konvalesen yang mengandung antibodi dari donor penyintas Covid-19 yang akan diberikan sebagai terapi pada orang yang sedang menjalani perawatan dan pemulihan dari Covid-19 dengan tingkat efikasi cukup tinggi. Donor plasma konvalesen di Indonesia masih rendah, sekitar 40-50 kantong padahal permintaan mencapai 200 kantong per hari. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta -Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito disingkat RSUP Sardjito saat ini masih menggencarkan upaya pendonoran plasma konvalesen untuk perang melawan Covid-19 yang belum terkendali khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Donor plasma konvalesen merupakan pengambilan plasma darah yang berasal dari penyintas Covid-19 yang sudah kembali sehat. Plasma darah yang diambil itu mengandung antibodi yang dapat membantu penyembuhan pasien CoViD-19.

“Kami memiliki delapan alat yang bisa dipakai untuk donor plasma konvalesen, bahkan tidak hanya untuk memasok kebutuhan di RSUP Sardjito saja, tapi juga ke rumah sakit lain,” ujar Direktur Utama RSUP dr. Sardjito dr. Rukmono Siswishanto Selasa 19 Januari 2021.

Rukmono menambahkan, dalam dua pekan terakhir misalnya, RSUP dr. Sardjito sudah menyalurkan 50 kantong plasma konvalesen. Salah satu tujuan penyaluran ialah rumah sakit rujukan Covid di Ambon.

RSUP dr. Sardjito sendiri sudah melakukan donor plasma ini sejak Oktober-November 2020 lalu. Menurut Rukmono, jumlah penyintas yang bersedia mendonorkan plasma itu cukup banyak.

Advertising
Advertising

Terlebih kasus sembuh di DIY juga lumayan tinggi. Misalnya berkaca dari perkembangan Covid-19 di DIY pada Selasa 19 Januari 2021, dari total kasus terkonfirmasi 17.515 kasus, jumlah kasus sembuh ada 11.659 kasus.

“Kami biasanya melakukan pendekatan untuk donor plasma konvalesen ini sejak pasien CoViD-19 itu masih di rawat,” ujar Rukmono.

Baca juga : 3 Hari Pasca Tahun Baru 2021: Covid-19 Yogya Tambah 28 Kasus Kematian

Kalaupun tidak ada yang bersedia menjadi pendonor, ujar Rukmono, biasanya karena jumlah antibodi yang terkandung kurang tinggi dari yang seharusnya.

Menurutnya, metode penyembuhan CoViD-19 dengan donor plasma konvalesen biasanya terjadi atas permintaan dokter yang menangani. Dan layaknya pendonor darah, pendonor plasma konvalesen bisa melakukan donor secara berulang.

“Bedanya, jika donor darah rentang waktunya sampai tiga bulan, kalau donor plasma konvalesen cukup dua minggu, sudah bisa kembali mendonorkan,” ujar dia.

Menurutnya donor yang diambil benar-benar hanya bagian plasmanya saja. Darah merahnya akan langsung dikembalikan ke tubuh, sehingga tidak akan mempengaruhi hemoglobin pendonor.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan pemerintah DIY terus berupaya bagaimana agar semakin lebih banyak lagi penyintas yang mau menjadi pendonor.

“Kami melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen,” kata dia.

Pembayun menambahkan, semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian dan tahu tentang donor plasma konvalesen, diharapkan semakin banyak penyintas yang bersedia menjadi pendonor. Metode penyembuhan ini pun diharapkan bisa menumbuhkan semangat bagi para penyintas.

“Bisa menjadi pendonor tentu juga bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas, karena meskipun pernah terkena CoViD-19, mereka masih bisa berkontribusi atau berbuat baik untuk orang lain,” kata dia terkait upaya RSUP Sardjito tersebut.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

9 jam lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

10 jam lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

12 jam lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

2 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

2 hari lalu

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengungkapkan 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana masih menjalani perawatan intensif di ICU rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

3 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya