Komisi Kesehatan DPR Pertanyakan Kelanjutan Vaksin Covid-19 Merah Putih

Selasa, 12 Januari 2021 20:17 WIB

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi vaksinasi COVID-19 di RS Islam, Jemursari, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 18 Desember 2020. Simulasi tersebut dilakukan sebagai langkah dalam memetakan protokol pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terkait penerapan standar prosedur operasional (SOP), penyiapan SDM serta alat penyimpanan vaksin. ANTARA FOTO/Moch Asim

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Saleh Daulay mempertanyakan kelanjutan pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri alias Merah Putih kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Saleh menanyakan alasan tak tercantumnya nama vaksin dalam negeri itu dalam deretan kebutuhan dan pengadaan vaksin yang dipaparkan Budi Gunadi.

"Dari semua produsen ini enggak ada vaksin Merah Putih, di mana tempatnya," kata Saleh saat Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan, Selasa, 12 Januari 2021.

Saleh mengatakan, perkembangan vaksin Merah Putih sebelumnya diklaim sudah mencapai 60 persen. Ia heran lantaran Budi hanya memaparkan pembelian vaksin dari produsen luar negeri tanpa menyinggung vaksin Merah Putih yang dikembangkan Badan Riset dan Inovasi Nasional, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan sejumlah institusi lainnya itu.

"Berarti kita semua beli dari luar. Padahal kita tahu kita mampu untuk memproduksi," kata politikus Partai Amanat Nasional ini.

Saleh mengatakan setuju Indonesia membeli vaksin Covid-19 dari luar untuk vaksinasi tahap awal. Hal ini, kata dia, sekaligus memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo agar Indonesia segera melakukan vaksinasi untuk masyarakat.

Advertising
Advertising

"Tapi kalau sampai selesai semua beli ini kan aneh juga. Lalu ngapain sekarang kita lanjutkan penelitian untuk produksi vaksin Merah Putih yang sekarang dikerjakan pemerintah itu," ujar dia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi sebelumnya membeberkan ada 426 juta dosis vaksin yang diperlukan untuk memvaksinasi 181,5 juta jiwa atau 70 persen dari total populasi masyarakat Indonesia. Budi mengatakan pemerintah akan membeli vaksin-vaksin Covid-19 buatan Sinovac (140 juta dosis), Novavac (50 juta dosis), AstraZeneca (50 juta dosis), Pfizer (50 juta dosis--masih tahap finalisasi negosiasi).

Indonesia juga bakal mendapat vaksin Covax/Gavi sebanyak 54 juta dosis. Dengan demikian, total vaksin yang akan diamankan pemerintah Indonesia sebanyak 329 juta dosis.

Saleh pun mempertanyakan dari mana kekurangan sekitar 100 juta dosis vaksin untuk menutup kebutuhan 426 juta dosis. "Saya minta penjelasan kekurangan ini bagaimana menyiasatinya. Apakah bisa dipastikan produsen-produsen bisa memenuhi," ucapnya.

Menurut Saleh, persoalan produsen vaksin ini terkait dengan peraturan Menteri Kesehatan yang telah ada. Jenis-jenis vaksin yang akan digunakan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Saleh pun mempertanyakan apakah Kemenkes akan berubah lagi jika terjadi perubahan kerja sama dengan produsen.

"Ini perubahan-perubahan apa alasannya kan perlu dipertanyakan. Apakah produsennya dianggap produknya tidak layak disuntikkan ke rakyat Indonesia atau mungkin ada hal lain yang enggak bisa dijelaskan secara terbuka," kata Saleh.

Berita terkait

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

6 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

21 hari lalu

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

Menkes mengatakan tiga masalah kesehatan berikut bisa muncul ketika pemudik terlalu memaksakan diri sehingga membahayakan keselamatan.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

28 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

28 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

28 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

30 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

31 hari lalu

Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

Menkes mengingatkan masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

44 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

54 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Mantan Menkes Ingatkan Menu Makan Siang Gratis Jangan Hanya Nasi Ditambah Mie Goreng

29 Februari 2024

Mantan Menkes Ingatkan Menu Makan Siang Gratis Jangan Hanya Nasi Ditambah Mie Goreng

Program makan siang gratis merupakan program yang diusung pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya