TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kerja sama multilateral dengan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) kemungkinan bisa menghasilkan keputusan yang baik. GAVI merupakan aliansi negara-negara dunia yang berkomitmen menyediakan vaksin Covid-19.
Koalisi yang masih di bawah WHO ini merupakan fasilitator dari pilar akses vaksin Covid-19 buatan Covax. Budi menyebut ada potensi 54-108 juta dosis vaksin Covid-19 gratis bisa didapatkan Indonesia.
"Ada berita baik juga yang disampaikan ibu Menlu, kerja sama multilateral kita dengan GAVI juga kelihatannya akan menghasilkan keputusan yang baik. Diharapkan minimal 54 juta dosis, maksimal bisa jadi 108 juta dosis vaksin gratis bisa kita dapatkan dari GAVI," ujar Budi dalam konferensi pers Senin, 11 Januari 2021.
Budi mengungkapkan vaksin Covid-19 tersebut kemungkinan bisa datang lebih cepat, yakni diperkirakan di akhir Februari atau di awal Maret 2021. "Dan vaksin yang datang dari GAVI pilihannya adalah Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna yang sudah dapat persetujuan dari negara asalnya dan ada satu lagi Novavax," ujar Budi.
Vaksin Covid-19 dari GAVI tersebut, ujar Menkes, bisa diberikan pada kelompok usia di atas 60 tahun. "Kami sekarang lagi berdiskusi dengan pak Menko, jenis apa yang kita mau ambil. Karena vaksin-vaksin ini bisa diberikan di atas usia 60 tahun," lanjutnya.
Indonesia membutuhkan 364 juta dosis bagi 182 juta orang sasaran penerima vaksin Covid-19. Pemerintah menempuh lima jalur pengadaan vaksin. Empat di antaranya sifatnya bilateral dan satu bersifat multilateral.
Perjanjian pengadaan vaksin bersifat bilateral dilakukan dengan Sinovac dari Cina, Novavax dari Amerika-Kanada, AstraZeneca dari London, Inggris dan Pfizer dari Jerman-Amerika. Sementara pengadaan vaksin secara multilateral dilakukan melalui GAVI. Negara yang tergabung akan menerima vaksin Covid-19 hingga 20 persen dari populasi negaranya.
DEWI NURITA