Perludem Soroti Anomali 25 Calon Tunggal Menang di Pilkada 2020

Kamis, 17 Desember 2020 16:35 WIB

Ketua KPU Kediri Ninik Sunarmi memperlihatkan surat suara Pilkada saat proses penyortiran dan pelipatan di Gedung Bagawanta, Kediri, Jawa Timur, Kamis, 26 November 2020. Surat suara pilkada calon tunggal tersebut mulai memasuki proses penyortiran dan pelipatan guna memenuhi kebutuhan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri pada 9 Desember mendatang. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai ada anomali dengan kemenangan seluruh calon tunggal di Pilkada 2020. Dari 25 pasangan calon tunggal, data sementara mencatat mereka semua memenangi pemilihan.

Titi mengatakan hanya di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, kontestasi berlangsung agak kompetitif antara calon tunggal dengan kotak kosong. Merujuk data Sirekap, perolehan suara pasangan calon tunggal Dosmar Banjarnahor-Oloan P. Nababan 52,5 persen, sedangkan kotak kosong 47,5 persen.

"Calon tunggal menjadi anomali demokrasi di Indonesia," kata Titi dalam webinar "Evaluasi Pilkada dan Catatan Perbaikan", Kamis, 17 Desember 2020.

Titi menjelaskan, dalam praktik pemilu global, calon tunggal biasanya terjadi di daerah pemilihan yang kecil. Di daerah-daerah kecil tersebut partai politik biasanya tak terlalu bertaruh tentang eksistensinya.

Namun di Indonesia, kata Titi, calon tunggal muncul di tengah sistem multipartai dan di daerah-daerah dengan jumlah pemilih besar. Menguatnya calon tunggal, kata dia, merupakan insiden tragis di dalam sistem demokrasi Indonesia yang multipartai, memiliki jumlah pemilih besar, dan kompetisi antarpartai.

Advertising
Advertising

Di tengah sistem ini, Titi mengatakan mengusung calon sendiri merupakan hal yang sangat penting demi eksistensi partai. "Sulit dipahami di tengah kondisi dan lanskap demokrasi kita bisa muncul calon tunggal bak cendawan di musim penghujan," kata Titi.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengakui jumlah pasangan calon tunggal terus meningkat. Dia mengatakan, setiap tahun juga semakin sedikit pasangan calon yang mengikuti pilkada. Arief merinci, ada 25 daerah yang diikuti oleh 1 pasangan calon, 97 daerah diikuti 2 pasangan calon, 85 daerah diikuti 3 pasangan calon, 51 daerah diikuti 4 pasangan calon, 12 daerah diikuti 5 pasangan calon.

"Dulu ada daerah yang paslonnya sampai sembilan. Ini terus menurun, paling banyak di 2020 hanya lima paslon. Tetapi satu paslon secara faktual jumlahnya meningkat," kata Arief. Pada 2015, jumlah calon tunggal sebanyak 3 pasangan calon, menjadi 9 paslon pada 2017, kemudian 16 paslon pada 2018, dan berpotensi menjadi 25 paslon pada tahun ini.

Titi Anggraini pun mengusulkan agar ambang batas pencalonan kepala daerah dihapuskan demi memutus hegemoni calon tunggal. Ia mengatakan hal ini juga demi mengurangi membanjirnya calon dengan politik kekerabatan atau dinasti politik. "Jangan lagi ada ambang batas pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah," ujar dia.

Berita terkait

Lontaran Pedas Hasto Kristiyanto Terhadap Gibran dan Dinasti Politik Jokowi

30 hari lalu

Lontaran Pedas Hasto Kristiyanto Terhadap Gibran dan Dinasti Politik Jokowi

Seteru PDIP dengan keluarga Jokowi semakin panas. Simak pernyataan Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP terhadap Gibran dan dinasti politik Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sorotan PDIP terhadap Dinasti Politik Jokowi

31 hari lalu

Sorotan PDIP terhadap Dinasti Politik Jokowi

Majunya Gibran menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2024, terus menjadi polemik di internal PDIP hingga persoalan politik dinasti Jokowi

Baca Selengkapnya

Singgung Dinasti Politik Jokowi, PDIP Akui Khilaf Majukan Gibran Sebagai Wali Kota

32 hari lalu

Singgung Dinasti Politik Jokowi, PDIP Akui Khilaf Majukan Gibran Sebagai Wali Kota

PDIP singgung dinasti politik yang dibangun keluarga Presiden Joko Widodo. Khilaf atas pencalonan Gibran.

Baca Selengkapnya

Media Asing Sorot Kabar Jokowi Masuk Golkar

41 hari lalu

Media Asing Sorot Kabar Jokowi Masuk Golkar

Reuters membuat sebuah tulisan analisis tentang kabar Presiden Jokowi bergabung ke Golkar saat jabatannya segera berakhir.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tak Mudah Golkar Ubah AD/ART untuk Jokowi atau Gibran

45 hari lalu

Pengamat Sebut Tak Mudah Golkar Ubah AD/ART untuk Jokowi atau Gibran

Pengamat menilai Golkar tak akan mudah mengubah AD/ART karena tidak akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi Golkar.

Baca Selengkapnya

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

46 hari lalu

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.

Baca Selengkapnya

Advokat TPDI Gugat Jokowi Lagi soal Nepotisme ke PTUN, Ini Alasannya

18 Februari 2024

Advokat TPDI Gugat Jokowi Lagi soal Nepotisme ke PTUN, Ini Alasannya

Tim Pembela Demokrasi Indonesia kembali ajukan gugatan terhadap Presiden Jokowi ke PTUN Jakarta. Gugatan ini sempat mental

Baca Selengkapnya

PTUN Jakarta Tolak Gugatan TPDI Soal Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

15 Februari 2024

PTUN Jakarta Tolak Gugatan TPDI Soal Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

Hakim menilai gugatan terhadap keluarga Jokowi secara pribadi bukan merupakan kewenangan PTUN. Ketua PTUN selalu absen di sidang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Moskow Lawan Rencana Sita Aset oleh AS, Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 di Tokyo

15 Februari 2024

Top 3 Dunia: Moskow Lawan Rencana Sita Aset oleh AS, Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 di Tokyo

Top 3 dunia adalah Rusia melawan rencana sita aset oleh AS dan Eropa, viral video dugaan kecurangan di pemilu 2024 dan dinasti politik di Asia.

Baca Selengkapnya

Tiga Negara Asia Tenggara yang Saat ini Jalankan Dinasti Politik, Ada Indonesia

14 Februari 2024

Tiga Negara Asia Tenggara yang Saat ini Jalankan Dinasti Politik, Ada Indonesia

Tidak hanya Indonesia, dinasti politik juga ada di dua negara lainnya di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya