Program Link and Match Kemendikbud Sinergikan Lulusan Pendidikan Vokasi dengan Industri
Selasa, 15 Desember 2020 12:30 WIB
Ilustrasi Pembelajaran Program Link and Match | Foto: freepik.com
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini tengah gencar merealisasikan program Link and Match. Program Link and Match ini dibuat untuk mengnyinergikan antara pendidikan vokasi dengan dunia industri guna meningkatkan penyerapan lulusan sekolah vokasi agar dapat menjadi tenaga kerja andal sekaligus menghemat pengeluaran untuk menjadi sumber daya manusia baru yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Dilansir dari laman resmi kemendikbud, dalam program Link and Match menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menyebut terdapat 5 syarat yang harus diwujudkan, di antaranya syarat pertama yaitu pembuatan kurikulum bersama. Kurikulum ini harus disetujui oleh industri dan disinkronisasi setiap tahunnya. Syarat kedua, pihak industri diwajibkan memberikan guru atau dosen tamu. Guru atau dosen tamu ini wajib memberikan pengajaran minimal 50 jam per semester. Kemudian syarat ketiga yaitu dengan memberikan kesempatan magang minimal satu semester kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari pihak industri yang dirancang bersama. Syarat keempat adalah sertifikasi kompetensi di mana kompetensi ini merupakan hal yang penting untuk lulusan vokasi menurut Wikan. Syarat yang kelima adalah komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri.
Program Link and Match ini diharapkan bukan hanya sekadar tanda tangan MoU saja tapi Wikan menganalogikannya program ini seperti hubungan dua orang yang sedang berpacaran dan sampai jenjang menikah.
“Paket Link and Match hingga level menikah yang kami rancang yaitu mengembangkan teaching factory. Jadi teaching industry masuk ke dalam kurikulum.” ungkap Wikan.
Dengan 5 syarat ini, Wikan juga menargetkan 80% lulusan pendidikan vokasi dapat terserap ke dunia industri, kemudian sisanya sebanyak 20% dapat berbisnis atau ke pekerjaan lain. Lewat program Link and Match semoga tidak ada lagi stigma bahwa lulusan sekolah vokasi akan menjadi pengangguran melainkan dapat menjadi tenaga ahli dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri.