Membidik Investasi Hijau dari Amerika

Kamis, 10 Desember 2020 18:59 WIB

Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir pada Sabtu, 14 November 2020, mengungkap temuan 100 peti mati kuno yang belum lama ini digali di Provinsi Giza, tak jauh dari ibu kota Kairo. Kredit: Xinhua

INFO NASIONAL -- Terpilihnya Joe Biden dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat November lalu menjadi peluang bagi Indonesia untuk membidik investasi terkait pembangunan yang lebih memperhatikan lingkungan.

Indonesia bisa memanfaatkan peluang carbon market (perdagangan karbon), mendorong green investment (investasi hijau) untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, dan memperluas kerja sama ilmiah. “Hal ini berpotensi meningkatkan pendanaan di dalam mekanisme multilateral,” ujar Direktur Pembangunan Ekonom idan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri, Agustaviano Sofjan, dalam Dialog Industri Tempo, Jumat, 4 Desember 2020.

Menurut dia, kemungkinan tersebut muncul setelah Biden memilih John Kerry sebagai utusan khusus presiden untuk perubahan iklim. Upaya ini menggarisbawahi komitmen Biden untuk mengatasi pemanasan global yang bertolak belakang dengan kebijakan pendahulunya, Donald Trump.

Kementerian Keuangan berpandangan komitmen Joe Biden melakukan investasi hijau, menjadi peluang masuknya investasi AS untuk membiayai sejumlah proyek besar yang menunjang bauran energi nasional.

“Biden sudah menyelaraskan keinginan meningkatkan investasi hijau. Ini bias menjadi peluang bagi Indonesia untuk menawarkan investasi hijau, misalnya termasuk geothermal, tenaga solar dan sumber terbarukan lainnya,” kata Noor Syaifudin dari Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal (PKPPIM BKF) Kemenkeu.

Advertising
Advertising

Di sisi lain Indonesia harus jeli terhadap kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Joe Biden yang diprediksi menambah tekanan terkait isu lingkungan. Biden akan kembali membawa AS kepada Perstujuan Paris (Paris Agreement), kesepakatan global dalam mengawal reduksi emisi karbon.

Salah satu komitmen negara-negara yang ikut dalam Persetujuan Paris yakni Nationally Determined Contribution (NDC), peta jalan sebuah negara melakukan transisi pembangunan menjadi rendah emisi dan berketahanan iklim. Indonesia telah menetapkan dalam dokumen NDC sebesar 29-41 persen pada 2030. “Masalahnya, apakah NDC kita saat ini berbeda dengan yang lama?,” kata Dudi Rulliadi, sejawat Noor di PKPPIM BKF.

Saat ini Pemerintah Indonesia sedang memproses pembaruan NDC, walaupun tidak ada kenaikan target kuantitatif dari mitigasi. Kembalinya AS kepada Peretujuan Paris akan menguatkan persekutuan dengan negara-negara Eropa, “Ada tantangan, Indonesia akan dituntut lebih tinggi pada target NDC, maka kita siap-siap kalau diminta,” ujar Direktur Environment Institute/Ketua Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIKI)Mahawan Karuniasa.

Mahawan berpendapat Indonesia bisa menggunakan isu pendanaan hijau untuk menarik investasi di sektor energi. Di dalam NDC, sektor kehutanan menjadi sumber utama pengendalian emisi hingga 2020, sedangkan pada 2020-2030 sektor energi baru terbarukan lebih diperhitungkan. Saat ini momen yang tepat untuk melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil kepada energi baru terbarukan. “Ini adalah momentum untuk meningkatkan pendanaan hijau. Sudah waktunya membangun kemitraan yang lebih kuat dengan AS,” katanya.(*)

Berita terkait

BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

11 jam lalu

BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

BPJS Ketenagakerjaan bersama Perum Perumnas menjalin sinergi dalam penyediaan hunian yang layak bagi pekerja.

Baca Selengkapnya

Legislator Minta Kapal Ikan Non-Tuna di Pelabuhan Benoa Segera Direlokasi

1 hari lalu

Legislator Minta Kapal Ikan Non-Tuna di Pelabuhan Benoa Segera Direlokasi

Komisi VI DPR dukung percepatan pembangunan Bali Maritime Tourism Hub

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Perkembangan Bisnis Wikinara

1 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Perkembangan Bisnis Wikinara

Wikinara merupakan perusahaan network marketing terdaftar di Kementrian Perdagangan RI yang fokus dalam pemasaran produk nutrisi, kecantikan dan alat kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dorong Menkopolhukam Gunakan Dalil Keselamatan Rakyat untuk Tangani OPM

1 hari lalu

Ketua MPR Dorong Menkopolhukam Gunakan Dalil Keselamatan Rakyat untuk Tangani OPM

Instruksi dan koordinasi dari satu pintu, yakni dari kantor Kemenkopolhukam, memastikan setiap pergerakan pasukan TNI-Polri hingga intelijen di lapangan termonitor dengan baik.

Baca Selengkapnya

Azwar Anas Minta Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

1 hari lalu

Azwar Anas Minta Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Badan Kepegawaian Negara sedang melakukan verifikasi dan validasi rincian formasi ASN yang sudah ditetapkan berdasarkan usulan dari seluruh instansi pusat dan daerah.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

1 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

Bupati Kotawaringin Timur Turunkan Tim Telusuri Pelabuhan Batu Bara di Luwuk Bunter

1 hari lalu

Bupati Kotawaringin Timur Turunkan Tim Telusuri Pelabuhan Batu Bara di Luwuk Bunter

Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menurunkan tim untuk menelusuri pelabuhan batu bara di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga yang diprotes warga.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

1 hari lalu

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya