Waspada Hoaks Vaksin Covid-19
Selasa, 8 Desember 2020 11:32 WIB
INFO NASIONAL -- Sepanjang tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat lebih dari 2.000 topik hoaks mengenai Covid-19 disebarkan melalui berbagai platform media. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) juga mencatat ada 712 hoaks terkait Covid-19. Rendahnya literasi digital masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
Seringkali penyebar rumor, hoaks, dan informasi salah tersebut adalah tokoh yang berpengaruh misalnya dokter, tokoh agama, hingga pejabat pemerintahan. “Yang memberikan rumor itu diantaranya bergelar dokter, bergelar profesor, oknum pejabat pemerintah yang di media sosialnya menyampaikan narasi-narasi yang condong ke teori konspirasi,” kata Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho.
Septiaji berbicara dalam Dialog Produktif ‘Tolak dan Tangkas Hoaks’ secara virtual yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin, 7 Desember 2020.
Septiaji menuturkan ada dua kelompok yang tidak percaya terkait dengan vaksin Covid-19. Pertama, kelompok yang secara tradisional anti vaksin sehingga mereka cenderung menolak semua vaksin dengan alasan keyakinan atau anti sains modern.
Kedua, kelompok yang bukan anti vaksin. Anak-anak mereka divaksin BCG, difteri lengkap, tetapi mereka cenderung percaya teori konspirasi untuk Covid-19 dan mereka enggan ketika ada program vaksinasi. “Kami agak khawatir kelompok kedua justru besar sehingga kelompok kedua ini harus kita perjuangkan untuk diyakinkan bahwa isu-isu itu adalah hoaks,” katanya.
Sejauh ini, sejumlah narasi yang berperan penting mengubah keyakinan masyarakat terkait vaksin Covid-19 antara lain isu kehalalan, keamanan, rekayasa global, dan narasi politik.
Menurut Septiaji, untuk menambah informasi dan peningkatan pengetahuan masyarakat, perlu dilakukan upaya meningkatkan literasi digital masyarakat yang saat ini dirasakan masih sangat rendah. Dia juga meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk segera berkolaborasi dalam menyukseskan program vaksinasi COVID-19. “Agar tercapai target vaksinasi yang luas,” ujarnya.(*)