Kasus Covid-19 Cetak Rekor 8.369 Kasus, Satgas: Angka yang Tidak Bisa Ditolerir

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Kamis, 3 Desember 2020 20:13 WIB

Petugas melakukan pengolahan darah di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Selasa, 17 November 2020. PMI Kota Bandung menyatakan, saat ini stok darah di tempat tersebut menipis dengan total tujuh kantong darah jenis packed red cell (PRC) dan empat kantong darah jenis thrombocytes (TC) akibat meningkatnya permintaan dan menurunnya pendonor darah saat pandemi COVID-19. ANTARA/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut penambahan kasus harian Covid-19 yang menembus rekor baru hingga 8.369 per hari ini, merupakan angka yang sangat besar dan tidak bisa dibiarkan terus naik.

"Beberapa hari terakhir ini penambahan kasus harian terus mencetak rekor baru. Sebelumnya belum pernah di atas 5.000, per hari ini lebih 8 ribu. Ini adalah angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis, 3 Desember 2020.

Menurut Satgas Covid-19, angka yang sangat tinggi ini disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, pelaporan dan validasi data dari provinsi secara real time. Sebagai contoh, Papua melaporkan 1.755 kasus per hari ini, sementara angka tersebut merupakan akumulasi penambahan kasus positif sejak 19 November hingga 3 Desember 2020.

Faktor kedua, ujar Wiku, akibat masyarakat yang semakin tidak mematuhi protokol kesehatan yakni; mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Terutama, ketika libur panjang.

"Jika terus seperti ini, fasilitas kesehatan sebanyak apapun tidak akan cukup untuk menampung lonjakan kasus," ujar Wiku.

Advertising
Advertising

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil studi, minimal 75 persen masyarakat harus patuh memakai masker untuk menekan laju kasus Covid-19. Sementara data teranyar Satgas Covid-19, persentase kepatuhan masyarakat memakai masker hanya 59,2 persen. Lalu, tren kepatuhan menjaga jarak hanya 42,5 persen.

"Mohon diperhatikan, kelalaian mematuhi protokol kesehatan ini sangat fatal. Jangan menunggu kasus harian tidak terkendali untuk semakin disiplin. Target menurunkan laju kasus tidak akan sulit jika semua masyarakat sadar kita tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja," ujar Wiku.

Selain itu, Satgas Covid-19 juga mengimbau kepada pemerintah daerah untuk tegas menindak pelanggar protokol kesehatan.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

21 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya