Edhy Prabowo, Dipecat dari Akmil, Merantau ke Jakarta, dan Disekolahkan Prabowo

Sabtu, 28 November 2020 11:02 WIB

Tersangka Staf Khusus Edhy Prabowo, Andreau Pribadi Misata mengenakan rompi tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 26 November 2020. KPK menetapkan Andreau Pribadi Misata sebagai tersangka baru setelah meyerahkan diri, dalam kasus dugaan korupsi penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait dengan perizinan tambak, usaha dan pengelolaan perikanan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

Ia diduga menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benih lobster menggunakan perusahaan "forwarder". Duit itu ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp 9,8 miliar.

Dengan penangkapan itu, Edhy juga menjadi menteri ketiga di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terjerat kasus di KPK. Lantas, seperti apa sosok Edhy?

Dilansir dari berbagai sumber, Edhy pernah menjadi atlet pencak silat nasional. Selain pernah berhasil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), ia juga pernah mengikuti kejuaraan tingkat mancanegara.

Edhy merupakan taruna di Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Ia masuk ke Akmil, yang dulu bernama Akabri, pada 1991. Namun, ia hanya bertahan 2 tahun. Ia dikeluarkan karena kesalahannya.

Advertising
Advertising

Merantau ke Jakarta, Edhy kemudian berkenalan dengan Prabowo Subianto yang masih berpangkat letnan kolonel dan menjabat Komandan Grup III Kopassus TNI AD.

Ia disekolahkan Prabowo di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo dan berlatih silat setiap pekan di Batujajar, Bandung. Edhy pun menjadi orang dekat dan kepercayaan Prabowo sejak itu.

Pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, pada 24 Desember 1971 ini juga mendampingi Prabowo saat bermukim di Yordania setelah dipecat dari militer dengan pangkat jenderal bintang tiga.

Saat Prabowo mendirikan Partai Gerindra pada 2008, Edhy ikut bergabung. Dia juga mengikuti Pemilihan Legislatif 2009 dan dapil Sumatera Selatan I, kampung halamannya.

Sudah dua periode dia menjadi anggota DPR, Edhy terpilih lagi dalam Pemilu 2019. Pada periode 2009-2014 dia menjabat Ketua Komisi VI (perdagangan, perindustrian, koperasi, dan Badan Usaha Milik Negara). Sedangkan pada 2014-2019, Edhy menjadi Wakil Ketua Komisi IV (pertanian, perkebunan, kelautan, kehutanan, perikanan, dan pangan).

Edhy Prabowo juga menjabat Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI) dan Prabowo Subianto adalah ketua umumnya.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

4 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

6 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

9 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

9 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

10 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya