Kasus Djoko Tjandra: Gatot Nurmantyo Minta Jokowi Reformasi Kepolisian
Reporter
Friski Riana
Editor
Aditya Budiman
Kamis, 26 November 2020 05:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menuntut Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan reformasi di tubuh Kepolisian terkait kasus Djoko Tjandra.
"Kami menuntut Presiden Joko Widodo melakukan langkah cepat dalam melakukan reformasi di tubuh Kepolisian," kata Presidium KAMI Gatot Nurmantyo dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 November 2020.
Gatot Nurmantyo bersama Presidium KAMI lainnya, Rochmat Wahab dan Din Syamsuddin, menilai reformasi perlu dilakukan agar nama-nama yang terungkap di persidangan kasus Djoko Tjandra segera diselidiki rekam jejaknya dalam promosi kepemimpinan Polri ke depannya.
Selain itu, KAMI juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi membentuk tim khusus untuk mengobservasi nama-nama yang terungkap pada persidangan, seperti Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin dan Kabareskrim Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hal itu untuk mengetahui adanya abuse of power atau kejahatan lainnya dalam kasus Djoko Tjandra.
Presidium KAMI juga meminta Kapolri Jenderal Idham Azis melakukan pembenahan untuk meyakinkan rakyat Indonesia bahwa kepolisian merupakan institusi hukum yang bersih.
Pada sidang suap penghapusan red notice Djoko Tjandra dengan terdakwa Tommy Sumardi, mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte dihadirkan sebagai saksi.
Dalam kesaksiannya, Napoleon menyinggung nama Azis Syamsuddin dan Listyo Sigit. Ia mengaku saat itu Tommy Sumardi menelepon Azis agar meyakinkan dirinya untuk mengecek status red notice Djoko Tjandra
Saat telepon sudah tersambung, kata dia, Tommy menyerahkan telepon selulernya. “Asalamualaikum, selamat siang Pak Azis. Eh, Bang, apa kabar? Baik,” kata Napoleon.
Napoleon bercerita kepada Azis bahwa di hadapannya datang seseorang yang bernama Haji Tommy Sumardi. Kepada Azis Syamsuddin, Napoleon menjelaskan permintaan Tommy yang meminta dirinya mengecek status red notice Djoko Tjandra.
Napoleon juga meminta arahan untuk menerima atau menolak permintaan Tommy itu. “Mohon petunjuk dan arahan, Pak. Silakan saja, Pak Napoleon,” kata Napoleon menirukan obrolannya. “Baik. Kemudian telepon ditutup, saya serahkan kembali ke terdakwa,” ujar dia.
FRISKI RIANA | ROSSENO AJI