Seorang Peserta Aksi Save Komodo Mengaku Dipukuli Polisi

Kamis, 5 November 2020 13:26 WIB

Kadal raksasa komodo di Taman Nasional Komodo. Dok. Kemenparekraf

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang peserta aksi Save Komodo yang tergabung dalam Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur (SP-NTT), Yarno Dano, sempat mengalami pengeroyokan dan pemukulan oleh aparat kepolisian. Insiden itu terjadi saat mereka menggelar aksi di depan gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, pada Rabu, 4 November 2020.

Koordinator Lapangan Serikat Pemuda NTT, Fersin Waku mengatakan kejadian itu bermula saat peserta aksi tak bisa menemui Menteri KLHK Siti Nurbaya atau bawahannya dengan alasan mereka tak berada di tempat. Menurut Fersin, massa yang marah dan menyesal akan membakar ban.

"Namun polisi menyita ban dan bensin, dari situlah kemudian awal mulanya mulai adu mulut, hingga berujung pemukulan dan pengeroyokan khususnya terhadap teman kami Yarno," kata Fersin ketika dihubungi, Kamis, 5 November 2020.

Fersin mengatakan Yarno adalah mahasiswa semester V Universitas Nasional yang juga tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Jakarta Selatan dan Serikat Pemuda NTT Jakarta. Yarno dikeroyok saat berada di mobil komando. Dari insiden tersebut, ia mengalami memar dan benjol di kepala, serta memar di punggung dan kaki.

Fersin menjelaskan, aksi Save Komodo menyerukan penolakan terhadap pembangunan Jurrasic Park di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Aksi dimulai pukul 13.00 WIB dan selesai sekitar pukul 17.00 WIB.

Advertising
Advertising

"Kami bukan hanya tolak Jurassic Park tetapi juga tolak pembangunan sarana prasarana di kawasan TNK," ujar Fersin.

Fersin mengatakan kebijakan pariwisata premium Taman Nasional Komodo adalah upaya privatisasi aset publik yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan ekosistem dan memperparah ketidakadilan sosial. Ia menyoroti kebijakan pemerintah pusat yang mengutak-atik aturan dan zonasi demi investasi wisata premium di TNK.

Fersin berujar, penerapan wisata eksklusif untuk Pulau Komodo berpotensi mematikan rantai ekonomi bagi para pelaku wisata skala kecil dan komunitas. Sedangkan bagi sebagian besar warga yang bekerja sebagai nelayan, kawasan TNK penting sebagai area tangkapan ikan.

Bukan cuma itu, Fersin menyebut investasi pariwisata yang masif di kawasan konservasi juga bakal mengancam habitat alami satwa dan vegetasi setempat. "Jadi semua kebijakan pembangunan sarpras di kawasan Taman Nasional Komodo sangat kontradiktif," ujar dia.

Berita terkait

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

16 jam lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

9 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

13 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

13 hari lalu

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

20 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

23 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

25 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

25 hari lalu

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat, 5 April 2024. Berikut profil Pulau Kanawa

Baca Selengkapnya

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

35 hari lalu

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,

Baca Selengkapnya

Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

39 hari lalu

Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO

Baca Selengkapnya