PBNU Minta Umat Waspadai Upaya Giring Isu Presiden Prancis Jadi Senjata Politik

Selasa, 3 November 2020 09:02 WIB

Massa yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam berunjuk rasa memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin, 2 November 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengingatkan umat muslim agar menyikapi masalah kontroversi kartun Nabi Muhammad di Prancis, dengan tenang dan tidak memperturutkan emosi.

"Umat Islam tidak boleh mengikuti mereka yang memperalat Islam dan isu kartun Nabi ini sebagai senjata politik untuk mendapatkan keuntungan politik eksklusif dan sepihak atau dengan sengaja memicu konflik untuk menghancurkan lawan politik," kata Yahya dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 November 2020.

Yahya mengingatkan, bahwa di satu sisi, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan bahwa islam sedang dalam krisis, tak sepenuhnya salah.

Yahya menilai memang ada krisis, yakni bahwa dunia Islam yang belum sampai pada konstruksi keagamaan dan konstruksi sosial-politik untuk berintegrasi secara damai dan harmonis dengan dunia seluruhnya.

Meski begitu, Yahya menilai Macron menyikapi masalah secara sepihak, yaitu dari sudut pandang ideologi sekularisme 'ekstrem' Perancis. Pandangan ini, cenderung memandang agama hanya sebagai sumber masalah dan agama sebagai tantangan ideologis yang harus dikalahkan.

"Pandangan sepihak semacam ini dikeluhkan bukan hanya oleh kalangan Muslim, tapi juga umat Kristen dan Yahudi. Dalam penilaian yang seimbang, sesungguhnya seluruh masyarakat dunia sedang dalam krisis di tengah pertentangan berbagai ideologi dan worldviews," kata Yahya.

Untuk mengatasi hal ini, Yahya mengatakan dunia membutuhkan platform dialog yang didasarkan atas kejujuran untuk membangun konsensus mengenai nilai-nilai keadaban yang disepakati bersama.

"Saya pribadi berpendapat bahwa freedom of expression harus ditetapkan sebagai prinsip dalam hukum, sedangkan penghormatan pada agama atau keyakinan yang berbeda diletakkan dalam domain budaya dan dikampanyekan sebagai nilai budaya," kata Yahya.

Yahya mengatakan Nabi Muhammad SAW adalah subyek suci dalam agama Islam dan merupakan simbol utama Islam. Merendahkan kehormatan Nabi Muhammad SAW dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap Islam. Di samping itu, pandangan dominan dalam Islam menganggap bahwa menggambar sosok Nabi Muhammad SAW adalah terlarang.

"Namun, menanggapi 'penghinaan terhadap Nabi' dengan membunuh pelakunya, adalah tindakan biadab yang berpotensi memicu instabilitas yang meluas tanpa kendali. Umat Islam harus bertindak dengan mematuhi hukum dan menyatakan sikap dengan cara-cara yang dilindungi hukum," kata Yahya.

Berita terkait

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

3 jam lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

LBM PBNU Sebut Haji Ghasab Termasuk Kegiatan Ilegal, Apa itu Haji Ghasab?

3 hari lalu

LBM PBNU Sebut Haji Ghasab Termasuk Kegiatan Ilegal, Apa itu Haji Ghasab?

Praktik haji ghasab berada di luar prosedur atau manasik tanpa visa haji, sehingga bertentangan dengan substansi syariat Islam.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

10 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

18 hari lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

18 hari lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

18 hari lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

18 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

18 hari lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

18 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

19 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya