INFO NASIONAL-- Semangat pantang menyerah juga menjadi tekad kuat Zahwa Diva Aulia. Atlet silat berusia 14 tahun asal Palu, Sulawesi Tengah, ini menjadikan Peringatan Hari Sumpah Pemuda sebagai inspirasi untuk mewujudkan cita-cita sebagai atlet yang handal.

Jiwa petarung Diva tak hanya saat berlatih dan berkompetisi di kejuaraan silat. Siswi kelas 10 ini pun memiliki prestasi yang bagus di sekolah.
Sebelum menekuni pencak silat, Diva adalah atlet cabang olahraga senam lantai. Namun karena senam lantai tidak lagi dilombakan untuk sementara waktu, dia pun belajar pencak silat atas saran tantenya yang merupakan guru olah raga.

Ayah dan ibu Diva-- Arifin Baharudin dan Hadiah Rifai—bukan penggiat pencak silat, tapi dia mengambil inspirasi dari kakeknya Abdul Wahid Kyai Mojo yang merupakan pesilat, walau bukan atlet. "Karena kakek saya dari Ibu adalah pesilat maka orang tua saya setuju kalau saya beralih menjadi atlet silat" katanya.

Diva tidak merasa minder memilih pencak silat yang merupakan olahraga tradisional warisan bangsa sendiri. Rekan-rekan sebaya Diva memang ada yang menjadi atlet karate atau taekwondo, tapi dia bergeming dengan pilihannya. Menurutnya, sebagai generasi muda dia memiliki kewajiban melestarikan pencak silat sebagai seni budaya warisan leluhur.

Selain itu, Diva tidak kesulitan mengikuti gerak pencak silat yang luwes karena menyerupai gerakan senam lantai yang pernah dijalaninya. Hal menarik lainnya dari silat adalah kostum, alat-alat, dan ragam kelas yang dipertandingkan. “Semakin sulit gerakan, semakin menarik dan menantang,” ujar Diva yang bergabung dalam perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Keberhasilan Diva meraih prestasi di pencak silat didukung orangtuanya yang selalu mendampinginya di setiap latihan dan pertandingan. Ada pun prestasi yang telah dicapai nya antara lain juara I Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Provinsi 2018, juara I Pekan Olahraga Wilayah 2018, juara III tunggal putri pada Airlangga Cup V Tahun 2017 serta juara III O2SN 2016 tingkat nasional.

Sikap sportif yang ditunjukkan Diva di gelanggang olahraga mau pun dalam keseharian adalah perwujudan pengamalan nilai-nilai Pancasila khususnya sila kedua dan ketiga. Dengan kerap berkompetisi di ajang nasional, dia dapat mengenal banyak atlet dari daerah-daerah lainnya. Saat bertarung, Diva fokus meraih poin kemenangan, bukan mencederai lawan-lawannya.

Kiprah anak-anak muda di bidang olahraga dan bidang-bidang lainnya menjadi perhatian Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala Puspeka Hendarman mengatakan, telah melakukan serangkaian acara untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui gotong-royong dan toleransi peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2020.
Puspeka juga menyebarluaskan konten nilai-nilai Pancasila melalui media sosial seperti Instagram @cerdasberkarakter.kemdikbudri, Facebook dan YoutubeCerdasBerkarakterKemdikbud RI, laman https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id, dan tiktok @cerdasberkarakter.(*)