Ini Penjelasan Megawati Soal Kontribusi Generasi Milenial untuk Negara

Sabtu, 31 Oktober 2020 18:06 WIB

Megawati Soekarnoputri. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri santai menanggapi polemik ucapannya yang mempertanyakan sumbangsih generasi milenial. Ia lantas menjelaskan maksud ucapannya pada momen Sumpah Pemuda tersebut.

Menurut dia, banyak milenial di partainya yang cenderung mejeng ketimbang belajar. "Milenial itu kan dari tahun 80 (1980), ya kira-kira kalian-kalian ada yang masuk lah. Tapi itu mejeng-mejeng doang, ya ngamuk saya," kata Megawati saat memberi arahan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kebudayaan PDIP, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Megawati meminta kader PDIP untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat. Ia menyoroti sikap para kader milenial PDIP yang tak serius, misalnya saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, menghormati bendera Merah Putih, hingga menyanyikan Mars dan Hymne PDIP.

Kendati acara partai digelar secara virtual, Megawati meminta para kader tetap disiplin. Yakni dengan tetap berpenampilan rapi, mengenakan seragam partai, dan berdandan tetapi tidak berlebihan.

Megawati mengaku pernah melihat kader yang duduk di kursi besar semacam singgasana saat rapat virtual. Menurut dia, hal itu termasuk mejeng. "Aku bilang sama Hasto (Sekretaris Jenderal PDIP), kuwi sopo. Apa to maksudnya, kok senengnya mejeng. Ini rumah saya enggak ada mejeng-mejengan," ujar Megawati.

Advertising
Advertising

Megawati mengatakan tak membutuhkan kader yang hanya mejeng atau mencari makan di partai. Menurut dia, kader-kader semacam itu lebih baik hengkang saja dari partai banteng.

Sebaliknya, ia ingin kader PDIP belajar agar cerdas dan bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat. Ia mengatakan itu sebabnya PDIP mengundang Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam Rakornas hari ini.

Megawati mengatakan dirinya yang mencanangkan pembentukan BMKG ketika menjadi wakil presiden di era Presiden Abdurrahman Wahid. Ia mengaku terinspirasi dengan Cina yang memiliki peralatan deteksi kebencanaan canggih hingga ke kampung-kampung.

Presiden kelima RI ini mencontohkan bencana likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi pada 2018. Ia mempertanyakan mengapa pemerintah daerah tak mengetahui ada persoalan potensi bencana seperti itu. "Saya ingin kalian anak-anak saya belajar, jangan hanya mejeng doang," ujar Megawati.

Pernyataan Megawati soal milenial dan sumbangsihnya ramai dibicarakan dan sempat viral di media sosial. Megawati mengaku meminta kepada Presiden Jokowi agar tak memanjakan generasi milenial. Ketika itu, Megawati juga menyinggung aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja yang marak belakangan ini.

"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masak hanya demo saja," kata Megawati, Rabu, 28 Oktober 2020.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

2 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

2 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

5 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

13 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

15 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya