Tim Kemanusiaan Papua Ungkap Dugaan TNI Terlibat Kematian Pendeta Yeremias

Kamis, 29 Oktober 2020 14:40 WIB

Advokat dari Lembaga advokasi hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar, saat melaporkan Ketua Pengadilan Negeri Timika, Papua, Relly D. Behuku ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan kasus gratifikasi, 12 Februari 2018. Dewi Nurita/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kemanusiaan Provinsi Papua untuk Kasus Kekerasan Terhadap Tokoh Agama di Kabupaten Intan Jaya merilis hasil laporan mereka terkait kematian Pendeta Yeremias Zanambani. Dalam temuan mereka, setidaknya dua anggota TNI diduga terlibat langsung dalam kematian Pendeta Yeremias.

"Informasi yang mengerucutnya pada anggota di Koramil persiapan Hitadipa," ujar Ketua Tim Kemanusiaan Papua, Haris Azhar, dalam konferensi pers, Kamis, 29 Oktober 2020.

Haris mengatakan kematian Yeremias adalah karena serangkaian konflik berkepanjangan di Intan Jaya. Sebelum kejadian, rangkaian peristiwa saling tembak antara TNI dengan mereka yang dituduh sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sering terjadi. Puncaknya terjadi pada 17 dan 19 September. Aksi saling tembak kemudian menewaskan dua anggota TNI, yang kemudian senjatanya dirampas.

"Setelah penyerangan tersebut (17 September) justru masyarakat Hitadipa yang dipanggil satu per satu meskipun tidak semuanya. Lalu diberitahukan kepada mereka agar senjata yang hilang diambil OPM untuk segera dikembalikkan dan meminta agar gembala pendeta mengumumkan," kata Haris.

Pendeta dipilih karena dinilai paling dihormati oleh seluruh warga. Menurut Haris, selain dititipi pesan untuk mengembalikan senjata, para pendeta juga diiringi dengan ancaman bahwa kalau tidak dikembalikan, Distrik Hitadipa akan dibom.

Advertising
Advertising

Setelah kejadian itu, peristiwa saling tembak kembali terjadi di Hitadipa. Haris mengatakan menurut kesaksian Meriam Zanambani, istri dari Pendeta Yeremias, setelah itu sekitar 70-an TNI nampak berjalan masuk ke kampung. Termasuk di antara mereka adalah orang yang diduga membunuh pendeta Yeremias.

Haris mengatakan secara total ada empat anggota TNI yang terlihat menuju lokasi Pendeta Yeremias. Dua di antaranya menunggu 24 meter dari jalan induk. Sedangkan dua lagi naik langsung ke kandang babi milik Pendeta Yeremias.

Ketika sore menjelang, keluarga kemudian mempertanyakan keberadaan Pendeta Yeremias. Saat diperiksa ke kandang babi, ia sudah dalam keadaan tertelungkup berlumuran darah di lantai.

"Tetapi Pendeta Yeremias masih berkomunikasi dan dalam komunikasi itu kesaksian dari Pak Pendeta kepada Mama Meriam bahwa ini akibat dari orang yang kita kasih makan," kata Haris. Pendeta Yeremias dikabarkan mengalami luka tikaman di bagian belakang tubuhnya. Ia meninggal sekitar pukul 24.00 waktu setempat.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

8 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

9 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

11 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

12 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

12 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

14 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

15 jam lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

16 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

16 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

17 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya