Menjawab Tantangan Energi Masa Depan

Senin, 26 Oktober 2020 13:54 WIB

Arifin Tasrif, Menteri ESDM Republik Indonesia saat membuka rangkaian acara Tempo Energy Day 2020 bersama Toriz Hadad, Direktur Utama Tempo Media Group Keynote Speaker.

INFO NASIONAL-- Indonesia bersiap menghadapi krisis energi pada 2050 dengan mencari energi alternatif untuk mengatasi cadangan energi fosil yang semakin menipis. Namun, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi alternatif belum optimal.

“Padahal sumber energi baru terbarukan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. EBT berada pada kisaran lebih dari 400 gigawatt, tapi baru termanfaatkan 10 gigawatt atau 2,5 persen,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam acara Tempo Energy Day 2020 yang berlangsung virtual selama dua hari, 21-22 Oktober 2020.

Dari total kapasitas sumber energi saat ini sebesar 70 gigawatt, EBT hanya 10,9 persen. Sisanya sebanyak 19,5 persen mengandalkan gas bumi, 35 persen batu bara dan minyak bumi sebesar 34,8 persen. Porsi ini diharapkan berubah menjadi 23 persen pada 2025, lalu meningkat hingga 31 persen pada 2050.

Demi mencapai target tersebut, pemerintah mengambil empat langkah kebijakan. “Pertama, kita memaksimalkan energi baru terbarukan, lalu meminimalisasi penggunaan minyak bumi, mengoptimumkan gas bumi, dan menjadikan batu bara sebagai swinger,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

Empat langkah kebijakan tersebut dijalankan perusahaan-perusahaan di klaster energi dan minerba (mineral dan batu bara) di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan PLN, Pertamina, PT Bukit Asam, dan MIND ID berinvestasi. Sejumlah hasil menggembirakan telah dicapai.

Advertising
Advertising

“Transformasi energi telah terjadi. Implementasi program biodiesel B30 sudah berjalan. Percepatan program klasifikasi batu bara untuk dijadikan metanol dan dimetil eter sehingga bisa mengurangi impor LPG yang sekarang sudah mencapai sekitar 6 juta metrik,” kata Erick.

Selain itu, kata Erick, percepatan pembangunan listrik tenaga surya antara PLN dengan Masdar dari UAE (Uni Emirat Arab) dengan kapasitas 145 megawatt. “Proyek terbesar di Asia Tenggara,” ujar Erick.

Senior Vice President Strategy & Investment Pertamina Daniel S. Purba, mengatakan perseroan sedang menyiapkan empat pilar utama untuk memenuhi amanat Menteri Erick Thohir. Pilar pertama yakni pengembangan panas bumi (geothermal). “Kedua, bioenergi seperti pengembangan bioavtur dan biogasoline. Ketiga, optimalisasi produksi gas, dan terakhir, pengembangan baterai kendaraan listrik bekerja sama dengan PT Inalum dan PLN,” ujar Daniel.

Sedangkan PT Bukit Asam Tbk menyiapkan bisnis tenaga surya di bekas tambang mereka. “Kita sudah punya persiapan untuk mengembangkan pembangkit listrik dari surya. Ini akan dilakukan di lahan pasca-tambang di Tanjung Enim dan Ombilin,” ujar Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin.

Bukit Asam bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk membangun panel surya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Adapun dengan PT Jasa Marga (Persero) bekerja sama memanfaatkan areal tanah di tepi jalan tol sebagai lokasi bangunan panel surya. Arviyan menambahkan, perseroan juga akan memanfaatkan Danau Toba untuk dibangun tenaga surya.

Sementara itu, PLN digandeng Kementerian ESDM menjalankan dua proyek. Pertama, pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap agar pelanggan bisa menghemat tagihan listrik hingga 30 persen, dan kedua adalah melistriki 433 desa yang akan dilaksanakan pada 2021. “Menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi sampai pelosok negeri merupakan tugas yang harus kami penuhi,” kata Executive Vice Presiden EBT PLN (Persero), Cita Dewi.

Walau demikian, upaya perusahaan BUMN merintis EBT demi pencapaian target 23 persen akan sulit jika iklim investasi tidak mendukung. Sebab itu, pengamat energi dari Universitas Gajah Mada, Fahmy Radhi, mendorong pemerintah memberikan insentif yang dapat menarik minat investor. “Pemerintah mestinya bisa menyiapkan insentif agar kerja investor lebih ringan,” kata dia.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menyoroti tarif EBT yang lebih mahal dibandingkan dengan tarif energi fosil. Hal ini mengakibatkan perusahaan penyedia energi cenderung memilih bahan bakar migas. “Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan tentang kepastian harga atau tarif yang sesuai, misalnya tenaga angin berapa tarifnya, surya berapa, panas bumi berapa,” ujar Darma.

Usulan-usulan tersebut terjawab dengan peraturan presiden yang bakal dikeluarkan dalam waktu dekat. Direktur Aneka EBT Kementerian ESDM Harris, menyebutkan isi rancangan perpres tersebut. “Di dalamnya ada ketentuan tarif yang lebih simpel, pengadaan yang bisa ditunjuk langsung, juga tentang insentif tambahan. Dulu sudah ada insentif tetapi tidak spesifik. Nah, di dalam Perpres nanti lebih jelas,” kata dia.

Rencana penerbitan perpres mendapat apresiasi dari Surya Darma. Ia berharap Perpres mampu menjawab semua persoalan yang bertahun-tahun menyulitkan pengembangan EBT. Pasalnya, banyak regulasi sebelumnya yang mudah berganti. “Kami berharap perpres tidak mudah berubah sebagaimana peraturan menteri yang terdahulu,” ujarnya. (*)

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya