Deretan Korban Pembungkaman Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

Reporter

Tempo.co

Senin, 26 Oktober 2020 09:10 WIB

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati saat melakukan orasi di hadapan massa aliansi GEBRAK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Oktober 2020. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Pendekatan aparat keamanan represif terhadap kelompok atau individu yang mengkritik pemerintah. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati mengatakan terdapat modus baru pembungkaman kritik oleh pemerintah.

Modus itu berupa penggagalan demonstrasi dari mencegat orang yang ingin menyuarakan aspirasinya hingga mengintimidasi melalui telepon. "Sekarang juga ada sweeping dan menangkap orang sesudah aksi," katanya seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Senin 26 Oktober 2020.

Pembungkaman ini juga berdampak pada persepsi publik dan ketakutan soal kebebasan berpendapat. Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukan sebanyak 47,7 persen responden menyatakan agak setuju bahwa warga makin takut terkait kebebasan pendapat. Kemudian sebanyak 21,9 responden menyatakan bahwa warga sangat setuju makin takut menyatakan pendapat.

"Survei menunjukan meningkatnya ancaman terhadap kebebasan sipil. Mayoritas publik cenderung setuju atau sangat setuju bahwa saat ini warga makin takut menyuarakan pendapat (79,6 persen)," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual, Ahad, 25 Oktober 2020.

Indikator dalam surveinya juga menanyakan soal setuju tidaknya warga makin sulit berdemonstrasi. Hasilnya sebanyak 20,8 persen menyatakan sangat setuju bahwa warga makin sulit berdemonstrasi, dan 53 persen responden menyatakan agak setuju warga makin sulit berdemonstrasi.

Sementara hanya 19,6 persen responden yang menyatakan kurang setuju bahwa warga makin sulit turun ke jalan. Kemudian hanya 1,5 persen responden tidak setuju sama sekali dengan pernyataan bahwa warga makin sulit berdemonstrasi.

Advertising
Advertising

Selain itu, Indikator juga merilis hasil sigi yang menunjukkan mayoritas publik setuju bahwa aparat makin bertindak semena-mena terhadap masyarakat yang berbeda pendapat.

"Aparat dinilai makin semena-mena menangkap warga yang berbeda pandangan politiknya dengan penguasa, sebesar 57,7 persen. Publik menilai bahwa Indonesia makin tidak demokratis, semakin takut warga menyatakan pendapat, semakin sulit warga berdemonstrasi, dan aparat dinilai semakin semena-mena, maka kepuasan atas kinerja demokrasi semakin tertekan," ujar Burhanuddin.

Berikut ini kasus-kasus penangkapan pengkritik meski kemudian dilepaskan:

1. Dandhy Laksono
Aktivis ini ditangkap polisi di kediamannya menjelang tengah malam karena mencuit soal Papua di platform twitter. Ia menjadi tersangka karena dituding melanggar pasal 28 ayat 2 UU ITE.

2. Ravio Patra
Peneliti Ravio Patra ditangkap polisi di kamar kosnya. Ia dianggap mengirimkan ajakan untuk menjarah setelah telepon selulernya diretas. Saat pemeriksaan statusnya berubah-ubah dari tersangka menjadi saksi.

3. Mohammad Hisbun Payu
Polda Jawa Tengah menangkap Hisbun di kamar kosnya pada 13 Maret lalu. Hisbun dinilai melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo. Sepekan kemudian, penahanannya ditangguhkan.

4. Faisol Abod Batis
Faisol ditangkap pada Juli tahun lalu di Kota Malang, Jawa Timur. Penangkapannya terkait ujaran terhadap Presiden Jokowi soal puluhan warga yang tewas dalam kasus konflik agraria pada 2015-2018.

5. Ananda Badudu
Musikus ini dijemput polisi dari rumahnya terkait aktivitasnya menggalang dana untuk aksi menolak revisi UU KPK di Gedung DPR September 2019. Ia kemudian dilepasnya dan statusnya menjadi saksi.

6. Jumhur Hidayat
Mantan Kepala BNP2TKI ini menjadi tersangka lantaran diduga mengunggah ujaran kebencian terkait UU Cipta Kerja di akun media sosialnya.

Simak tulisan lengkapnya di Koran Tempo edisi Senin 26 Oktober 2020

Berita terkait

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

6 jam lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

1 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

10 hari lalu

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

TikTok kembali menyuarakan kekhawatiran atas pelanggaran kebebasan berpendapat setelah DPR AS meloloskan RUU yang dapat melarang aplikasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

15 hari lalu

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Baca Selengkapnya

Rencana Peleburan KPK dengan Ombudsman, IM57+ Institute: Skenario Besar sejak Revisi UU KPK

28 hari lalu

Rencana Peleburan KPK dengan Ombudsman, IM57+ Institute: Skenario Besar sejak Revisi UU KPK

Ketua IM57+ Institute mengatakan dengan peleburan itu, KPK akan betul-betul dimusnahkan dari sisi core business-nya, yaitu penindakan.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

34 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

34 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

47 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya