Tim Advokasi Sebut Polisi Mempersulit Akses Temui Peserta Demo UU Cipta Kerja

Reporter

Fikri Arigi

Minggu, 11 Oktober 2020 15:16 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja diamankan di aula Polresta Malang, Jawa Timur, Jumat 9 Oktober 2020. Sebanyak 129 pengunjuk rasa yang sebagian besar adalah pelajar tersebut ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran kendaraan serta fasilitas umum. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Peserta aksi #MosiTidakPercaya yang menolak Undang-Undang atau UU Cipta Kerja mengaku kesulitan mengakses kawan-kawannya yang ditangkap oleh polisi saat demo Omnibus Law pada Kamis 8 Oktober 2020 lalu. Mereka mengatakan polisi mempersulit pendampingan hukum, pendataan identitas, bahkan hingga sulit ditemui oleh orang tua.

"Teman-teman yang mencoba jalur advokasi kenapa dipersulit? bahkan orang tua pun dipersulit," kata Azka, salah seorang peserta aksi, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Fraksi Rakyat ID, Ahad 11 Oktober 2020.

Azka menyebut dasar penangkapan ini juga tidak jelas. Menurutnya polisi berdalih penangkapan dilakukan karena massa turun ke jalan karena telah terprovokasi hoax soal UU Cipta Kerja. Padahal menurutnya, polisi sendiri tidak bisa menjelaskan mana fakta sebenarnya soal UU Cipta Kerja.

Ia mengatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono saat wawancara dengan salah satu televisi nasional mengaku polisi belum memegang draft asli dari UU Cipta Kerja. "Kenapa sekarang dibilang hoax tapi dasar dokumennya nggak diperlihatkan? Tolong perlihatkan, dan beri informasi yang sebenarnya," tuturnya.

Keterangan lain dijelaskan oleh Vebrina yang bertugas sebagai paramedis saat aksi #MosiTidakPercaya. Ia menyebut untuk mendapatkan data diri dari ribuan demonstran yang ditahan di Polda, dan puluhan lainnya yang tersebar di beberapa Polres sekitar DKI Jakarta, sangat sulit.

Advertising
Advertising

"Kami untuk akses mereka itu susah banget. Untuk dapatkan data diri, yang ada di polres A, polres B itu ditutup rapat," tuturnya.

Sebelumnya data dari Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti mengatakan ada ratusan penangkapan sewenang-wenang oleh kepolisian terhadap peserta aksi tolak UU Cipta Kerja. Data ini dihimpun KontraS berdasarkan pemantauan dan aduan sejak Selasa, 6 Oktober lalu.

Namun, angka ini baru berdasarkan aduan yang masuk ke Kontras. Dengan aksi besar pada 8 Oktober, Koalisi Masyarakat Sipil memperkirakan ada lebih dari seribu peserta aksi yang ditangkap polisi.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

31 menit lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

4 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

15 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

16 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

17 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

17 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

18 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

22 jam lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

1 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya