Politikus Golkar Sebut UU Cipta Kerja Masih Dirapikan dari Salah Ketik

Kamis, 8 Oktober 2020 09:05 WIB

Anggota Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR RI) Firman Soebagyo saat ditemui usai acara diskusi bertajuk 'Omnibus Law Bikin Galau' di bilangan Menteng, Jakarta Pusat pada Ahad, 26 Januari 2020. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Legislasi DPR Firman Soebagyo meminta anggota Dewan, para tokoh, dan masyarakat untuk mengendalikan terlebih dulu informasi yang tak benar terkait Undang-undang Cipta Kerja. Menurut Firman, hingga kemarin UU Cipta Kerja masih dirapikan naskahnya agar tak ada kesalahan pengetikan.

"Sampai hari ini kami sedang rapikan (kami baca dengan teliti) kembali naskahnya jangan sampai ada salah typo dan sebagainya," kata Firman dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Oktober 2020.

Menurut politikus Golkar ini, naskah hasil yang dirapikan tersebut nantinya akan segera dikirim ke Presiden Joko Widodo untuk ditandatangani menjadi undang-undang. Ia mengatakan setelah itu UU bisa dibagikan ke masyarakat.

Firman menyebut yang selama ini beredar di media sosial adalah draf RUU yang belum final. Sehingga kata dia, banyak ketentuan-ketentuan yang sebenarnya telah berubah. Misalnya cuti haid, cuti kematian, upah minimum, dan lainnya.

RUU Cipta Kerja sebenarnya telah disahkan menjadi undang-undang pada Senin, 5 Oktober lalu. Pada hari Senin itu, pimpinan Badan Legislasi DPR membagikan salinan digital draf RUU Cipta Kerja yang disebut final untuk diparipurnakan.

Advertising
Advertising

Belakangan, naskah yang beredar itu dibantah. Seorang anggota Dewan dari koalisi pemerintah mengaku mendapat informasi bahwa naskah yang beredar bukanlah dokumen resmi. Ia merujuk dokumen berjudul "RUU Cipta Kerja Final - Paripurna". Isi dokumen ini sama dengan dokumen berjudul "5 OKT 2020 RUU Cipta Kerja - Paripurna" dari pimpinan Baleg.

"Katanya itu bukan dokumen resmi," kata anggota Dewan tersebut pada Rabu malam, 7 Oktober 2020.

Ketua Badan Legislasi DPR Supratman Andi Agtas belum merespons pertanyaan Tempo ihwal naskah akhir UU Cipta Kerja yang sudah disahkan. Ia menolak panggilan telepon sembari mengirim pesan, "Saya lagi on air di Mata Najwa," kata dia, Rabu malam.

Saat paripurna Senin lalu, sejumlah anggota Dewan mengaku tak menerima salinan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang akan disahkan, baik salinan fisik atau digital. Anggota Baleg DPR dari Fraksi Demokrat, Benny K. Harman, hingga Rabu malam kemarin mengaku belum mendapat salinan UU Cipta Kerja yang sudah disahkan, baik fisik atau digital.

"Belum dapat, banyak versi yang beredar," kata Benny melalui pesan singkat.

Benny tak menampik pernyataan Firman bahwa naskah UU itu masih dirapikan, kendati sudah disahkan pada Senin lalu. "Yah pasti begitu sebab masih amburadul," kata dia.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

6 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

13 jam lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

1 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

1 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

1 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

1 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya