Pernah Sebut Kader GP Ansor Keturunan PKI, Alfian Tanjung Akhirnya Minta Maaf

Reporter

Antara

Rabu, 23 September 2020 20:33 WIB

Ekspresi Alfian Tanjung (berpeci) setelah hakim memutusnya bebas, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 30 Mei 2018. TEMPO/Alfan Hilmi.

TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Alfian Tanjung akhirnya meminta maaf kepada Gerakan Pemuda Ansor, Banser, dan keluarga besar Nahdlatul Ulama atas ujaran kebencian yang pernah disampaikannya. Permintaan maaf itu disampaikan Alfian secara terbuka dalam konferensi pers bersama Pengurus Pusat GP Ansor secara virtual, Rabu, 23 September 2020.

Pengurus yang hadir dalam konferensi pers itu antara lain Sekretaris Jenderal GP Ansor Adung Abdul Rochman dan Wakil Kepala Satkornas Banser Hasan Basri Sagala. Alfian telah bertemu Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas pada 8 September 2020 dan menandatangani perjanjian perdamaian yang memuat sejumlah poin.

Di antara poin yang disepakati adalah Ustad Alfian Tanjung menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada GP Ansor dan NU. "Kata maaf menjadi bagian yang harus saya kedepankan, sebagai subjektif ada bagian tertentu dari hal-hal yang pernah saya sampaikan dianggap tidak berkenan dan sudah diproses," kata Alfian seperti dikutip Kantor Berita Antara.

"Sesungguhnya ini bulan September, sembilan hari lagi kita kenal dengan (peringatan) 30 September. Pejuang yang paling dikenal dalam kudeta berdarah (PKI) tahun 1948 dan 1965 adalah teman-teman pemuda Ansor, itu fakta sejarah," imbuhnya.

Alfian juga berjanji akan meningkatkan kualitas dan kapasitasnya, serta mengajak kalangan muda di Ansor dan Banser untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik. Terhadap permintaan maaf Alfian, Adung Abdul Rochman mengatakan bahwa pihaknya telah menerima. "Sebagai sesama muslim, sesama warga bangsa Indonesia, tentu kami menerima permintaan maaf karena kita ingin kehidupan tetap rukun dan damai," kata Adung.

Apalagi, kata Adung, kedua pihak disatukan oleh satu pandangan keagamaan yang sama dan kebangsaan yang sama. Adung menegaskan bahwa NU sampai sekarang masih mewaspadai bahaya laten PKI, salah satu buktinya dengan terus dilantunkannya selawat badar dalam berbagai kesempatan. Selawat badar itu, kata dia, diciptakan menjelang pemberontakan PKI pada 1965 dan sangat dikenal sampai saat ini.

Sebelumnya beredar video Alfian Tanjung sedang menyampaikan pidato di hadapan jemaah yang di antaranya menyebut kader-kader Ansor dan Banser saat ini keturunan PKI. "Karena dahulu yang membunuh ulama itu adalah Pemuda Rakyat PKI, ketika terjadi serangan balik oleh Banser, Banser membunuh orang-orang PKI. Maka, tidak semua orang-orang PKI itu tidak diselesaikan, terutama yang tokoh-tokohnya. Akibatnya tokoh-tokoh PKI masa lalu punya anak, punya cucu jadi pengurus Banser," ujar Alfian.

Berita terkait

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

2 hari lalu

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

Jajaran pengurus GP Ansor menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Berikut profil Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

3 hari lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

4 hari lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

4 hari lalu

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Nilai Rencana Bahlil Beri IUP untuk Ormas Ide yang Bagus

4 hari lalu

GP Ansor Nilai Rencana Bahlil Beri IUP untuk Ormas Ide yang Bagus

GP ANsor menilai pemberian IUP ini ide yang bagus terhadap kontribusi dan peran ormas sebagai salah satu komponen bangsa

Baca Selengkapnya

GP Ansor Puji Ide Menteri Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang untuk Ormas

4 hari lalu

GP Ansor Puji Ide Menteri Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang untuk Ormas

Bahlil mengatakan pemberian IUP untuk ormas keagamaan tidak akan menjadi masalah selama dilakukan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

4 hari lalu

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

Presiden Jokowi menerima audiensi pengurus pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

11 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

12 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

51 hari lalu

Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret

Baca Selengkapnya