3 Partai Kompak Kritik Bank Tanah di RUU Cipta Kerja

Rabu, 16 September 2020 20:54 WIB

RUU Cipta Kerja diserahkan Sekretaris Jenderal KRPI Saepul Tavip kepada Pimpinan Baleg Achmad Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2020).

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja mempertanyakan urgensi pembentukan Bank Tanah. Ketentuan pembentukan Bank Tanah ini tertuang dalam draf RUU Cipta Kerja Pasal 123 sampai Pasal 128.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Himawan Arief Sugoto mengatakan Bank Tanah dibentuk dengan tujuan menghimpun dan mendistribusikan tanah kembali untuk kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan pembangunan, pemerataan ekonomi, konsolidasi tanah, dan reforma agraria.

"Untuk reforma agraria, kami merencanakan 20-30 persen untuk reforma agraria," kata Himawan dalam dalam rapat pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah RUU Cipta kerja atau omnibus law, Rabu, 16 September 2020.

Anggota Panja RUU Cipta Kerja Arteria Dahlan menyinggung masalah Bank Tanah ini sebelumnya menjadi perdebatan dalam Rancangan Undang-undang Pertanahan yang dibahas di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat tahun lalu.

"Debatnya sangat tajam dan cenderung ditolak, kalau tidak dikatakan dipending. Sekarang dihadirkan lagi dengan alasan yang hampir sebelas dua belas atau beda tipis," kata Arteria.

Advertising
Advertising

Arteria mempertanyakan tujuan pembentukan Bank Tanah, sumber tanah yang akan dihimpun dalam Bank Tanah tersebut, hingga sumber pendanaan Bank Tanah. Menurut dia, tanah-tanah yang menjadi obyek reforma agraria, seperti tanah terlantar dan hak guna usaha (HGU) yang sudah habis izin, tak boleh menjadi sumber dari Bank Tanah.

Sebab, obyek reforma agraria ini telah diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018. Politikus PDIP ini pun menilai akan terjadi tumpang tindih jika Bank Tanah mencakup pengadaan tanah untuk reforma agraria.

Lebih lanjut, Arteria mempertanyakan sumber pendanaan Bank Tanah. Ia menilai pendanaan Bank Tanah tak boleh bersumber dari swasta atau asing. Sebab, kata dia, nantinya pihak swasta atau asing bisa menguasai lahan tersebut atas nama dana yang mereka berikan.

"Hati-hati jangan sampai ada irisan ke Undang-undang Pokok Agraria, kalau saya tidak boleh bilang pengkhianatan," kata Arteria.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Ibnu Multazam juga mempertanyakan urgensi pembentukan Bank Tanah. Ia menyinggung kebijakan pemerintah yang melakukan moratorium pembentukan lembaga, tetapi justru ingin membentuk Bank Tanah melalui RUU Cipta Kerja.

"Kedua, apakah TORA yang dicanangkan pemerintah dianggap kurang sukses sehingga perlu Bank Tanah? Menurut saya akan overlap dengan Bank Tanah ini," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Anggota Panja dari Fraksi NasDem, Taufik Basari, mempertanyakan kepastian bahwa Bank Tanah tak akan merambah kawasan hutan dan mengganggu program reforma agraria. Ia meminta hal ini dipertegas dalam bentuk norma dalam RUU Cipta Kerja.

"Sumber tanah Bank Tanah ini harus clear, bukan obyek-obyek yang jadi sumber reforma agraria. Itu harus dinormakan, termasuk soal pendanaan. Bukan masuk peraturan pemerintah," kata politikus NasDem ini.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

9 jam lalu

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

13 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

14 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

16 jam lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

18 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

18 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

2 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

2 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

2 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya