Cegah Investor Politik, Wali Kota Padang Minta Negara Danai Kegiatan Pemilu

Reporter

Fikri Arigi

Minggu, 6 September 2020 08:06 WIB

Pendukung capres dan cawapres nomor urut 01 memberikan dukungan pada Kampanye Akbar Jokowi-Ma'ruf Amin di Lapangan Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 April 2019. Dalam kampanye terbuka tersebut calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak pendukungnya untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 pada Pemilu serentak 17 April mendatang. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan praktik investor politik pada Pemilu bisa masuk karena mahalnya ongkos untuk mengikuti kontestasi yang harus dikeluarkan oleh para calon dan partai. Ia mengusulkan agar Pemilu sepenuhnya dibiayai negara untuk menutup celah ini.

"Barangkali di sini perlu agar proses demokrasi ini tetap berjalan, maka memang seharusnya negara yang membiayainya (Pemilu). Sehingga praktik yang dikhawatirkan tadi bisa ditekan dan bisa dieliminir," kata Mahyeldi dalam acara bedah buku 'Investor Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia' yang diadakan secara daring, Sabtu 5 September 2020.

Mahalnya ongkos Pemilu, kata dia, ada dalam berbagai tingkat aktivitas pemilihan. Pelibatan banyak orang dalam prosesnya disebut Mahyeldi membuat kebutuhan dana semakin besar. Terutama saat pelaksanaan kampanye.

"Makin lama kampanye semakin banyak kebutuhan. Makin lama prosesnya semakin juga tinggi kebutuhan dananya," ujar Mahyeldi.

Ia juga menyebut terdapat persoalan lain yang muncul saat kampanye, yakni keterbelahan masyarakat. Karenanya perlu ada peraturan yang lebih terperinci untuk menghindari adanya permusuhan dan persaingan antar masyarakat.

Advertising
Advertising

Selain itu, pembiayaan oleh negara menurutnya akan memunculkan individu yang memiliki kualitas dalam Pemilu. Karena partai dan para calon tidak terbebani oleh ongkos. Sama halnya dengan yang dituturkan oleh penulis buku Mohammad Hidayaturrahman yang menyebut ongkos politik yang mahal saat ini menahan individu dengan kualitas untuk muncul.

"Jangankan berencana maju, berpikir untuk mencalonkan saja tidak mampu," ujar Hidayaturrahman dalam acara yang sama.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

23 jam lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

2 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

4 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

5 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

7 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

10 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

10 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

11 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya