SAFEnet Sebut Serangan Siber ke Jurnalis dan Aktivis Terarah dan Sistematis

Jumat, 28 Agustus 2020 12:01 WIB

Perwakilan Aliansi SAFEnet saat akan memberikan kotak berisi surat teguran untuk Kemenkominfo Republik Indonesia pada aksi solidaritas di depan Kementerian Informatika dan Komunikasi di Jl Tanah Merdeka, Jakarta, Jumat, 23 Agustus 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Damar Juniarto, mengatakan ada ancaman digital yang terarah dan sistematis terhadap kelompok berisiko, yakni jurnalis, akademikus, dan aktivis. Berdasarkan pengaduan yang diterima pihaknya, kata dia, belakangan ini serangan digital ke kelompok berisiko semakin banyak.

"Ini kami bedakan dengan laporan lain karena serangan berbasis gender atau persekusi online terjadi dengan pola berbeda. Sementara ini, ada periode tertentu dan serangan tertuju yang ada motif politik," katanya dalam diskusi Ngobrol @Tempo: Pembungkaman Kritik di Masa Pandemi, Kamis, 27 Agustus 2020.

Serangan siber yang terarah dan sistematis, menurut Damar, bisa terlihat dari sisi waktu dan momentum politik. Ia mencontohkan enam serangan pada Agustus ini terhadap situs media massa dan peretasan akun akademikus terjadi pada mereka yang kritis terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19.

"Klaster ini pernah didahului klaster lain, misal di September-Oktober 2019 ada serangan pada mereka yang kritis terhadap kebijakan revisi UU KPK," ucap dia.

Klaster lainnya adalah terkait kondisi di Papua. Pada Desember 2019-Juni 2020 terjadi 15 serangan siber yang menyasar pada tokoh-tokoh yang menyuarakan isu Papua. "Siapa yang ada di balik serangan tentu saja mereka yang berposisi berseberangan, Kami belum tahu siapanya tapi paling tidak mereka sedang bahagia karena seolah tidak ada upaya atau penangkapan terhadap tindakan kriminal itu, ini yang kami khawatirkan," tuturnya.

Advertising
Advertising

Damar berujar serangan pada kelompok berisiko ini berbahaya bagi iklim demokrasi. Pasalnya posisi mereka adalah menyeimbangkan sistem politik Indonesia agar menjadi sehat.

"Kalau ini digembosi, ini menjadi kekhawatiran terbesar. Kalau tidak ada rasa prihatin yang sama, maka kita membiarkan hanya ada satu kekuatan yang benar dan berujung pada tendensi otoriter," ujar Damar

Menurut Damar, serangan siber ke kelompok berisiko tidak bisa disamakan dengan yang menimpa masyarakat umum. "Karena jurnalis bekerja untuk publik. Ada kepentingan publik yang diperjuangkan, jadi kalau ada serangan tentu saja bukan serangan ke individu tapi serangan untuk membungkam demokrasi," katanya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

3 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

16 hari lalu

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

Israel memiliki beberapa opsi untuk menyerang balik Iran meski sekutunya mendesak untuk tidak mengambil risiko memicu konflik regional.

Baca Selengkapnya

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

22 hari lalu

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

Apa saja upaya penggembosan yang dilancarkan menjelang demo 11 April 2022? Salah satu tuntutan mahasiswa saat itu tolak Jokowi 3 periode.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

36 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

38 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

MK Hapus Pasal Pencemaran Nama Baik, SAFEnet: Bentuk Pengakuan Banyak Kriminalisasi Selama Ini

41 hari lalu

MK Hapus Pasal Pencemaran Nama Baik, SAFEnet: Bentuk Pengakuan Banyak Kriminalisasi Selama Ini

MK menghapus Pasal 14 dan Pasal 15 UU No 1 Tahun 1946 dan Pasal 310 ayat 1 KUHP tentang pencemaran nama baik

Baca Selengkapnya

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

42 hari lalu

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

5 Maret 2024

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya