NasDem-Gerindra Janji Masukkan Saran Buruh soal Omnibus Law ke DIM Fraksi

Jumat, 21 Agustus 2020 17:57 WIB

Sejumlah buruh melakukan aksi di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. Dalam aksi ini para buruh menyuarakan penolakan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra dan NasDem DPR berjanji akan mengadopsi masukan serikat buruh/serikat pekerja terkait klaster ketenagakerjaan dalam Omnibus Law Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja.

Kedua partai ini menyatakan akan mengakomodir masukan buruh ke dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang dibuat fraksi.

"Sampai tadi malam yang membawa Tenaga Ahli sebagai supporting system ada Gerindra dan NasDem, prosesnya sudah kami sisir untuk masuk ke DIM," kata politikus NasDem yang juga Wakil Ketua Baleg DPR, Willy Aditya di Ruang Gerbera, Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Jumat, 21 Agustus 2020.

Sejak Kamis, 20 Agustus kemarin hingga hari ini, DPR dan 16 perwakilan serikat buruh/serikat pekerja menggelar pertemuan membahas klaster ketenagakerjaan di Hotel Mulia.

Menurut Willy, pertemuan dihadiri oleh enam fraksi DPR, yakni Gerindra, NasDem, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.

Advertising
Advertising

Adapun tiga fraksi lainnya, yakni Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrat tak hadir dalam pertemuan. Fraksi Demokrat hingga kini memang belum mengirimkan perwakilannya untuk masuk dalam Panitia Kerja RUU Cipta Kerja.

Menurut Willy, NasDem sepakat sepenuhnya dengan pendapat serikat buruh/serikat pekerja. NasDem juga berpandangan agar klaster ketenagakerjaan sebaiknya didrop dari RUU Cipta Kerja.

"NasDem ikut apa yang jadi kehendak teman-teman, whole package. NasDem belum punya DIM, posisi NasDem dari awal takeout (keluarkan) itu," kata Willy.

Serikat pekerja/serikat buruh menyampaikan sembilan isu yang menjadi keberatan. Yakni menyangkut upah minimum kota/kabupaten yang dihapuskan, Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu yang bisa diperpanjang seumur hidup, pesangon, PHK, alih kerja atau outsourcing seumur hidup.

Kemudian jam kerja eksploitatif, hilangnya jaminan sosial, tenaga kerja asing buruh kasar yang berpotensi bebas masuk ke Indonesia, dan sanksi pidana untuk pengusaha hilang jika tak mematuhi Undang-undang Ketenagakerjaan.

Adapun pertemuan di Hotel Mulia ini menghasilkan empat kesepakatan. Pertama, memastikan materi RUU Cipta Kerja sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi terkait ketenagakerjaan dan tak mengubah sanksi pidana ketenagakerjaan yang sudah diatur di UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kemudian membuka peluang merumuskan hal-hal yang belum diatur di UU Ketenagakerjaan masuk ke omnibus law, misalnya aturan mengenai pekerja lepas, pekerja rintisan (start up), dan UMKM, serta memasukkan materi keberatan serikat buruh ke DIM fraksi-fraksi.

Politikus Gerindra Supratman Andi Agtas mengatakan fraksinya juga akan mengadopsi masukan buruh dalam DIM. Meski begitu, Supratman hanya menyebut tiga isu utama yang menjadi perhatian partainya.

"Menyangkut kepastian kerja, kepastian upah, dan kepastian jaminan sosial, itu kan yang paling penting tiga klaster itu, saya rasa kami semua sepakat jangan sampai dari ketiga aspek tadi itu terhilangkan. Itu yang menjadi bahan kami untuk penyusunan DIM secara rinci," kata Supratman, yang juga Ketua Baleg DPR ini.

Berita terkait

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

2 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

4 jam lalu

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

Kata Gerindra soal politik toksik.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

17 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

1 hari lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

1 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

2 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

2 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

2 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya