Drone Emprit: Pengkritik Indonesia Butuh Kerja Lebih Populer Ketimbang yang Pro

Senin, 17 Agustus 2020 07:02 WIB

Sejumlah buruh melakukan aksi di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. Dalam aksi ini para buruh menyuarakan penolakan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Analisis Drone Emprit and Kernels Indonesia mencatat akun yang mengkritik kampanye tagar Indonesia butuh kerja lebih populer di media sosial. Tren tersebut terlihat dari data yang dikirimkan pendiri dan analis Drone Emprit, Ismail Fahmi kepada Tempo.

"Yang meramaikan hashtag Indonesia butuh kerja justru yang kontra," kata Fahmi ketika dihubungi, Ahad, 16 Agustus 2020.

Analisis Drone Emprit selama tujuh hari mulai 9-16 Agustus mencatat ada 6.243 unggahan terkait #Indonesiabutuhkerja. Perbincangan terbanyak terjadi di Twitter (5.847) disusul berita online (233), dan Instagram (163).

Di Twitter, tagar tersebut mulai terlihat pada 10 Agustus, menanjak pada 13 Agustus dengan 547 mentions, menjadi 1.311 mentions pada 14 Agustus, mencapai puncak kurva pada 15 Agustus dengan 3.516 mentions, lalu menurun ke angka 399 mentions pada 16 Agustus. Adapun kurva perbincangan tagar #Indonesiabutuhkerja di media online dan Instagram cenderung datar.

Kemudian, lima akun Twitter yang paling populer dalam isu ini ialah Winner Wijaya (@wwwWINNERrrr), Budi Setyarso (@BudiSetyarso), Ardhito Pramono (@ardhitoprmn), NephiLaxmus (@NephiLaxmus), dan Kanopi Bengkulu (@kanopimedia).

Advertising
Advertising

Cuitan Winner, NephiLaxmus, dan Kanopi Bengkulu pun bernada mengkritik #Indonesiabutuhkerja dan Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja.

Di posisi keenam akun terpopuler, baru ada akun El Diablo (@xdigeeembok) yang menyampaikan narasi membantah pengakuan Ardhito Pramono dan pemberitaan Koran Tempo.

Adapun di Instagram, sepuluh unggahan paling banyak disukai ialah yang bernada kontra #Indonesiabutuhkerja dan menolak omnibus law. Sepuluh unggahan itu berasal dari akun @kolektifa (delapan unggahan), @indonesiafeminis, dan @bangsamahasiswa.

Akun-akun tersebut menggunakan tagar tolak omnibus law, gagalkan omnibus law, jegal omnibus law, dan sebagainya. "Kami melihat bahwa pola gerakan kontra omnibus jauh lebih besar ketimbang yang pro," kata Fahmi.

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

2 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

2 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

2 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

2 hari lalu

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

Dosen sosiologi Unair menyebut candu judi online di Indonesia dipicu berbagai faktor, salah satunya pergaulan negatif.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

2 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

3 hari lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

3 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

49 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

28 Februari 2024

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pendiri Drone Emprit: PSI Lolos PT 4 persen itu Statistically Impossible

26 Februari 2024

Pendiri Drone Emprit: PSI Lolos PT 4 persen itu Statistically Impossible

Ismail Fahmi mengatakan secara statistik PSI tak mungkin untuk mencapai ambang batas parlemen 4 persen. Kalau lolos, ia menduga ada kecurangan.

Baca Selengkapnya