Pengamat: Pemerintah Gandeng Influencer agar Kebijakannya Terkesan Didukung

Minggu, 16 Agustus 2020 15:37 WIB

Sejumlah buruh melakukan aksi di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. Dalam aksi ini para buruh menyuarakan penolakan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai pemerintah ingin kebijakannya terkesan mendapat dukungan masyarakat. Makanya, mereka sering menggandeng influencer atau pemengaruh.

"Pemerintah ingin mengesankan semua kebijakannya, termasuk yang kontroversial, itu didukung oleh publik," kata Adi ketika dihubungi, Ahad, 16 Agustus 2020.

Menurut Adi, pemerintah sekaligus ingin menyasar para pengikut dari pemengaruh tersebut. Adi menyebut para penggemar cenderung akan merespons apa pun yang disampaikan oleh seorang tokoh.

Masalahnya, kata Adi, para pengikut (followers) masih banyak yang belum kritis sehingga cenderung mengamini apa yang dilontarkan idolanya. Adi menganggap itu sebabnya jasa pesohor kerap digunakan sebagai influencer.

"Di situlah masuk pentingnya tokoh publik untuk endorse isu-isu tertentu, termasuk yang cukup kontroversial biar ada kesan kebijakan kontroversial itu didukung oleh banyak orang," kata dosen komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Advertising
Advertising

Namun menurut Adi, para tokoh publik pun mestinya memiliki kapasitas moral dalam memilih sesuatu yang akan dipromosikan. Ia menyarankan agar para figur pun selektif dan tidak malah meng-endorse sesuatu yang bertentangan dengan keinginan publik.

"Influencer sebagai figur publik harus berikan contoh dan teladan bahwa setiap sampaikan isu-isu tertentu harus punya standar moral yang bisa dipertanggungjawabkan," ujar Adi.

Belakangan, sejumlah pesohor memang mengampanyekan RUU Cipta Kerja dengan mengunggah tagar Indonesia butuh kerja lewat media sosial. Penyanyi Ardhito Pramono mengaku mendapat Rp 10 juta untuk setiap unggahan. Sedangkan penyiar radio @adit_insomnia mengaku dibayar Rp 5 juta per unggahan.

Beberapa pesohor, termasuk Ardhito dan Adit, belakangan mengaku tak mengetahui kampanye yang mereka publikasikan ternyata terkait dengan RUU Cipta Kerja. Mereka pun menyatakan akan mengembalikan uang honor.

Soal tudingan ke Istana menggalang kampanye terkait omnibus law, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan mengatakan tak mengetahui adanya kerja sama semacam itu. "Kami enggak tahu tentang itu hal itu. Mungkin ditelusuri dari influencer-nya aja. Tidak pernah ada pembahasan atay obrolan tentang hal itu di kami," ujar Abetnego saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 14 Agustus 2020.

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

18 jam lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

18 jam lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

21 jam lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

22 jam lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

1 hari lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

1 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

2 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

4 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

11 hari lalu

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

YouTuber Korea Selatan Daud Kim kembali disoroti warganet. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

13 hari lalu

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

Nessie Judge mencuit meminta pertolongan kepada pengguna Twitter lantaran mobilnya mogok dan remnya blong.

Baca Selengkapnya