Polemik Obat Covid-19 Hadi Pranoto, Wiku: Jangan Sembarangan, Ini Urusan Nyawa

Reporter

Tempo.co

Selasa, 4 Agustus 2020 18:37 WIB

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 21 Juli 2020. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta-Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa pemerintah terbuka terhadap penelitian obat maupun vaksin Covid-19 oleh peneliti. Namun Wiku mengingatkan bahwa tidak boleh ada yang sembarangan mengklaim obat Covid-19 tanpa melewati uji klinis terlebih dahulu.

“Tapi ingat, harus diuji dan mendapatkan izin, baru bisa diedarkan. Tidak bisa sembarangan, karena ini adalah urusan nyawa manusia,” ujar Wiku melalui kanal Youtube BNPB, Selasa, 4 Agustus 2020.

Menurut Wiku, tanpa melewati uji klinis, sebuah obat belum bisa terbukti apakah berhasil menyembuhkan pasien Covid-19 atau tidak. Selain itu juga belum diketahui apa efek sampingnya bagi pasien, sehingga semuanya perlu dipertanggungjawabkan sebelum obat bisa diedarkan ke masyarakat.

Akhir-akhir muncul polemik soal klaim Hadi Pranoto yang mengaku menemukan obat herbal yang berhasil menyembuhkan ribuan pasien Covid-19 di Sumatera, Bali, Kalimantan, termasuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

Wiku berujar obat yang sedang ramai diperbincangkan itu sampai saat ini tidak jelas apakah termasuk obat herbal, obat herbal terstandar, fitofarmaka, atau hanya sebuah jamu. Kata Wiku, obat tersebut tidak terdaftar di pemerintah. “Obat ini sampai dengan sekarang yang jelas bukan fitofarmaka, karena tidak terdaftar di pemerintah. Produk ini juga bukan obat herbal terstandar, karena tidak ada di dalam daftarnya,” kata dia.

Wiku menuturkan seluruh daftar fitofarmaka dan obat herbal terstandar dapat diakses oleh masyarakat dengan terbuka. Ia mengimbau agar masyarakat selalu mengacu pada BPOM dan Kementerian Kesehatan dalam memilih dan mengonsumi obat ataupun suplemen.

Selain itu, Wiku juga mengimbau figur publik untuk lebih cermat dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi agar tidak merugikan masyarakat. “Sekali lagi saya ingatkan, para peneliti dan figur publik perlu berhati-hati dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang sedang panik mencari jalan keluar, sehingga memahami sesuatu hal itu tidak dengan secara utuh dan benar,” ujar Wiku Adisasmito.

ACHMAD HAMUDI ASSEGAF

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

12 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

17 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya