Klaster Secapa AD: Ini Strategi Ridwan Kamil Tekan Kasus Covid-19

Senin, 13 Juli 2020 17:19 WIB

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat bertemu Wali Kota Bandung Oded M Danial di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7/20). (Foto: Rizal/Humas Jabar).

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dua hari terakhir penambahan kasus Covid-19 di wilayahnya mulai kembali normal, setelah sepekan terakhir angkanya melonjak setelah ditemukannya klaster siswa Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD). “Selama dua hari terakhir, pelaporan kasus sudah di bawah 100 lagi,” kata dia, dalam konferensi pers, Senin, 13 Juli 2020.

Ridwan Kamil mengatakan, klaster Secapa AD membuat lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat naik tajam dengan ditemukannya 1.280 orang penghuninya positif terpapar virus corona. Satu hari misalnya lonjakan kasus positif sempat menembus 900 orang. Nyaris bersamaan, di Kota Cimahi juga ditemukan 101 siswa Pusat Pendidikan Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Pusdikpom AD) terpapar Covid-19.

“Lonjakan yang pernah pernah 900 itu memang anomali, atau artinya spike, itu sudah kita lewati. Dan kabar dari Panglima yang di tes kembali sembuh itu juga sudah banyak tapi nanti kita update di minggu depan,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, klaster Secapa AD menyumbangkan kenaikan indeks angka reproduksi Covid-19 di Jawa Barat. “Hal ini berpengaruh pada angka reproduksi Covid kita. Angka reproduksi Covid kita dalam dua minggu terakhir menjadi kurang baik, di angka 1,73,” kata dia.

Kenaikan tajam indeks angka reproduksi Covid-19 itu diklaimnya yang pertama. “Jadi ini pertama kali Jawa Barat angka reproduksi Covid yang rata-rata di bawah 1, sekarang melewati angka 1. Dengan berita dua hari terakhir di mana kasusnya kembali ke pola lama yang kita pahami, tentunya angka reproduksi Covid kita Insya Allah bisa kita kendalikan lagi di bawah 1,” kata Ridwan Kamil.

Advertising
Advertising

Ridwan Kamil mengatakan, untuk pengetesan massif makin intens. Dia mengklaim, hingga saat ini sudah menembus 88 ribu tes PCR yang dilakukan di Jawa Barat. Hasilnya indikator positif-rate Jawa Barat saat ini berada di angka 4,23 persen. “Ini berita baik. Artinya dari setiap 100 tes swab orang Jawa Barat hanya 4,2 persen yang positif. Di provinsi lain di Jawa ada yang 30 persen, ada yang 12 persen,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, angka positif-rate tersebut menjadi indikator pengendalian kasus Covid-19. “WHO (Badan Kesehatan Dunia) memberikan syarat, barang-siapa yang bisa positif-rate di jaga di bawah 5 persen dalam 3 minggu, itu juga masuk kategori terkendali. Jawa barat mudah-mudahan konsisten, orang yang positif Covid-19 dari 100 persen selalu di bawah 5 persen. Dan per minggu ini ada di 4,23 persen,” kata dia.

Ridwan Kamil mengaku belum mendapat informasi resmi data terakhir kasus positif yang masih tersisa di klaster Secapa dan di Pusdikpom AD. “Laporan tadi dari Panglima Kodam, dari sejumlah yang disampaikan ada 98 tes swab lagi yang sudah negatif yang di Secapa. Tingkat penyembuhannya tinggi,” kata dia.

Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah Kota Bandung dalam waktu dekat akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di level kecamatan di Secapa AD. “Yang akan dibatasi skala kecamatan. Dan menurut laporan Gugus Tugas Kota Bandung, PSBM akan dilakukan segera di Kecamatan Cidadap di wilayah tersebut. Artinya pintu masuk tidak boleh bebas. Orang yang ke sana hanya penghuni, yang tidak ada urusan urgen dihimbau tidak ke sana, kira-kira begitu,” kata dia.

Ridwan Kamil mengatakan, warga di Kecamatan Cidadap yang tinggal di seputaran Secapa AD juga akan diwajibkan mengikuti tes Covid. “Tidak boleh menolak, karena kalau sudah masuk kategori yang kritis, atau merah, maka semua wajib. Kalau kemarin masih diberi kesadaran, kalau nanti yang mengetes akan dibantu petugas,” kata dia.

Kota Bandung dan Kota Cimahi diminta memasukkan angka positif kasus di Secapa AD dan Pusdikpom dalam pencatatan kasus positif di masing-masing wilayah tersebut. “Karena definisi penambahan kasus itu adalah di mana testingnya dilaksanakan, bukan karena ini siswanya datang dari Sulawesi maka di hitung di Sulawesi, tidak begitu. Mau datangnya dari seluruh dunia mana pun, pada saat testingnya, lokusnya di daerah itu, maka jika ada yang positif, penambahan kasusnya dihitung sebagai penambahan daerah itu,” kata Ridwan Kamil.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

3 hari lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

5 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

5 hari lalu

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

PAN juga telah menyiapkan sejumlah alternatif nama apabila nantinya Golkar menginginkan nama lain. Ada Eko Patrio dan Lula Kamal.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya