5 Alasan Publik Beri Sentimen Negatif Soal Kemarahan Jokowi

Rabu, 8 Juli 2020 06:02 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat ini digelar setelah diunggahnya video saat Presiden memperingatkan kabinetnya terkait penanganan Covid-19. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menyebut ada lima alasan yang menyebabkan publik memberi sentimen negatif, terhadap kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap para menterinya.

"Apa sebabnya banyak negatif? Pertama, popularitas pemimpin pada umumnya setelah 5 tahun menurun sehingga yang memuji-muji tidak lagi banyak," kata Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Didik J. Rachbini, saat dihubungi Tempo, Selasa, 7 Juli 2020.

LP3ES melakukan satu riset big data yang merekam respon publik yang terkumpul lebih 60 ribu posting, percakapan, dan berita. Mesin data kemudian hanya mengkategorikan sentimen positif, negatif dan netral. Hasilnya, 45 persen publik dengan sentimen negatif dan hanya 25 persen yang merespons positif.

Alasan kedua, kata dia, adalah masyarakat semakin kritis. Kemarahan seperti itu, ia sebut terkesan didramatisir. Apalagi video Jokowi marah itu diunggah lewat YouTube Sekretariat Presiden, 10 hari setelah Sidang Kabinet Paripurna.

Selanjutnya, adalah alasan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam menghadapi keadaan krisis.

Advertising
Advertising

Didik menyebut kebanyakan publik menilai pemerintah gagap dan kerja timnya kacau sehingga anggaran kesehatan hanya 1-2 persen tersalurkan, bantuan sosial 4-5 persen, stimulan untuk UMKM terealisasi kurang dari 1 persen. Hal ini menjadi pendorong ke alasan keempat, yakni kinerja Kabinet Indonesia Maju memang kurang baik.

Adapun alasan kelima, kata Didik, adalah pandangan publik terhadap kepemimpinan Jokowi. "Ujian pemimpin terlihat pada masa krisis ini. Publik melihat sekarang kenyataannya," kata Didik.

Berita terkait

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

10 menit lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

19 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

43 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

59 menit lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

1 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

4 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

5 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

5 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya