Cerita Eks Komisioner soal Perayaan HUT Bhayangkara di KPK
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Amirullah
Kamis, 2 Juli 2020 21:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang menceritakan kebiasaan di bekas lembaganya saat Hari Bhayangkara alias hari lahir kepolisian. Menurut dia, tak pernah ada gelaran upacara HUT Bhayangkara pada 1 Juli di KPK.
"Seingat saya enggak, (biasanya) mengucapkan selamat kepada teman-teman asal Polri yang ada di KPK," kata Saut lewat pesan teks, Rabu, 1 Juli 2020.
Saut mengatakan ucapan selamat itu disampaikan melalui aplikasi WhatsApp. Ucapan selamat juga disampaikan bila tak sengaja berpapasan atau ketika kebetulan sedang melakukan rapat.
Dia mengatakan ucapan selamat juga disampaikan kepada kepolisian secara formal, maupun informal sebagai simbol kekerabatan pribadi dan instansi sesama penegak hukum.
Menurut Saut, beberapa pegawainya yang berasal dari institusi lain memang pernah merayakan hari ulang tahun lembaganya. Misalnya, ketika hari ulang tahun kejaksaan. Para jaksa yang bekerja di KPK biasanya berkumpul di ruang kolaborasi untuk makan-makan. Lima pimpinan KPK kemudian ikut bergabung untuk makan bareng. "Jadi bukan direncanakan oleh KPK secara formal," kata dia.
Sebelumnya, pelaksanaan upacara HUT Bhayangkara di Gedung KPK menjadi sorotan. Ketua KPK Firli Bahuri dan pejabat struktural Polri di KPK melakukan upacara secara virtual mengikuti acara serupa yang dihelat di Istana Negara. Upacara diikuti dengan acara syukuran potong tumpeng.
Indonesia Corruption Watch menganggap perayaan itu imbas dari sikap Ketua KPK Firli Bahuri yang ogah mengundurkan diri dari institusi kepolisian. Namun, Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan upacara di KPK dilakukan karena pandemi Covid-19. Dia mengatakan biasanya upacara dilakukan di Mabes Polri. Pejabat Polri di KPK kemudian datang ke Mabes. Dia bilang uang perayaan ini tidak menggunakan duit lembaga.
Saut tak mempermasalahkan upacara dan perayaan itu di bekas lembaganya. "Kalau itu yang akan membuat negeri ini lebih beradab, lebih adil, lebih jujur karena KPK kinerjanya baik, mengapa tidak?" Ia hanya mengingatkan untuk hati-hati dalam menggunakan anggaran.