DPRD: Ada Ketidaksesuaian Fakta dan Data TKA Cina di Konawe

Rabu, 24 Juni 2020 08:35 WIB

Ilustrasi unjuk rasa mahasiswa. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - DPRD Sulawesi Tenggara menemukan banyak ketidaksesuaian data dan fakta mengenai 49 pekerja tambang asal Cina yang bekerja di Morosi Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara sejak Maret 2020. Para tenaga kerja asing atau TKA Cina itu datang dengan menggunakan visa kunjungan. “Kami kecolongan,” kata Ketua DPRD Sultra Abdur Rahman Saleh, 23 Juni 2020.

Menurut Rahman, mereka datang dengan visa 312 alias visa kerja tapi ada laporan dari pekerja lokal bahwa para pekerja migran itu bukan pekerja ahli (helper). “Sama statusnya dengan pekerja lokal,” kata Rahman yang ditemui Tempo di Bandara Haluoleo saat menunggu kedatangan pekerja migran Cina untuk memeriksa dokumen ketenagakerjaan mereka.

Politikus PAN ini menjelaskan pemerintah Sultra meminta perusahaan menaati mekanisme dan prosedur mempekerjakan pekerja asing. Pekerja migran harus datang dengan visa kerja dan memiliki keahlian.

“Kalau itu tidak dilakukan, negara dan daerah mengalami kerugian yang sangat besar.”

Aturannya perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing wajib membayar kompensasi US$ 100 per pekerja per bulan. Jika dihitung gaji mereka US$ 1500-2500 harus dipotong 20 persen pendapatanya maka ada Rp 9 juta yang hilang dari tiap pekerja per bulan. ”Yang kita ingin asas keadilan berlaku.”

Pelanggaran TKA Cina atas tidak patuhnya prosedural dokumen ketenagakerjaan akan berdampak pidana 5 tahun penjara dan denda sampai Rp 500 juta. DPRD, kata Rahman, akan membentuk tim evaluasi untuk memantau tenaga kerja asing ini.

Selasa, 24 Juni 2020, sebanyak 156 TKA Cina tiba sekitar pukul 20.30 Wita di Bandara Haluoleo, Kendari. Mereka terbang dari Ghuanzhou melalui Malaysia, lalu transit ke Manado dan berlanjut ke Bandara Haluoleo.

Setibanya, mereka langsung menuju lokasi pertambangan PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Stell (OSS) yang berada di Morosi Kabupaten Konawe dengan pengawalan super ketat dari personel TNI dan polisi. Pertambangan itu cukup dekat dari Kota Kendari ibu kota Provinsi Sultra, hanya sekitar 35 kilometer saja.

VDNI adalah salah satu perusahaan pemurnian nikel. Pada 25 Februari 2019 Airlangga Hartarto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian meresmikan pabrik pemurnian nikel ini.

Kepala Bandara Haluoleo Syafruddin kepada Tempo mengatakan 156 pekerja Cina ini tiba menggunakan pesawat carteran Lion Air dari Bandara Sam Ratulangi. Tak ada protokol khusus bagi pekerja asing ini. Status mereka adalah penumpang domestik. “Tiba langsung pemeriksaan ada petugas KKP memeriksa dokumen kesehatan setelah itu diperiksa biasa rapid test dan deteksi suhu tubuh.”

Kedatangan TKA Cina ke Sultra sejak Senin pagi, 22 Juni 2020 ditolak ratusan mahasiswa. Mereka berdemonstrasi dimulai dari kantor Imigrasi Kendari dan di pintu gerbang Bandara Haluoleo. Massa sempat berusaha masuk ke area bandara namun polisi yang berjaga menghalangi massa.

Advertising
Advertising

Demonstran mengutuk kebijakan Gubernur Sultra Ali Mazi yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat terutama pekerja lokal. Di lain pihak juga kekhawatiran terhadap virus Corona yang masih mewabah. Sampai tengah malam Selasa, 23 Juni 2020 massa masih bertahan di depan gerbang Bandara Haluoleo menolak kedatangan pekerja Cina.

Bentrok antara massa dan polisi tak terelakkan. Polisi memukul mundur demonstran menggunakan tembakan gas air mata.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

5 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

6 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya