ICW Minta Jokowi Buktikan Komitmen Usut Penyerang Novel Baswedan

Jumat, 12 Juni 2020 20:17 WIB

Layar menampilkan dua terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette saat Novel Baswedan bersaksi dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jakarta, Kamis, 30 April 2020. Novel disiram air keras pada 11 April 2017 lalu setelah menunaikan salat subuh tak jauh dari rumahnya. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk menyelidiki penanganan kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Langkah ini setidaknya bisa menunjukkan keseriusan komitmen Jokowi dalam pemberantasan korupsi.

"Setidaknya ini bisa menjadi pembuktian bahwa dia bisa benar-benar komitmen dalam penuntasan perkara Novel Baswedan ini," ujar Kurnia saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 Juni 2020.

Kurnia mengatakan TGPF harus menyelidiki kejanggalan dalam penanganan kasus Novel Baswedan. Baik di tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan.

Terakhir, diketahui jaksa menjatuhkan tuntutan 1 tahun penjara saja pada dua terdakwa penyiraman, Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis. Tuntutan ini dinilai terlalu ringan.

Advertising
Advertising

"Dalam persidangan Novel ini sangat terlihat keadilan bukan lagi berpihak pada korban kejahatan, tapi lebih berpihak kepada pelaku kejahatan," kata Kurnia.

Kurnia mengatakan komitmen Jokowi terhadap pemberantasan korupsi mulai terlihat luntur saat Novel pertama kali diserang pada 2017 silam. Kurnia menilai proses pencarian pelaku memakan waktu terlalu lama hingga 2 tahun. "Ada pula TGPF yang dulu tak kunjung dibentuk," kata Kurnia.

Sejak itu, komitmen Jokowi semakin dipertanyakan. Selain memilih Komisioner KPK baru di 2019 yang banyak mengundang kontroversi, Jokowi juga telah membuat Revisi Undang-Undang KPK berjalan. Padahal, Kurnia mengatakan ada beberapa regulasi yg harusnya menjadi fokus pemerintah hari ini tapi tak kunjung dikerjakan.

"Misal revisi UU pemberantasan tindak pidana korupsi. Kedua rancangan UU perampasan aset. Dua regulasi ini sebenarnya menguatkan pemberantasan korupsi di Indonesia, tapi yang dipilih Pak Jokowi justru merusak KPK dengan merevisi UU KPK," kata Kurnia.

Berita terkait

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

6 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

8 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

9 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

20 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

21 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

22 jam lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

22 jam lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

22 jam lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

23 jam lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya