ICW Catat Sejumlah Masalah di Program Kartu Prakerja

Reporter

Andita Rahma

Editor

Amirullah

Senin, 1 Juni 2020 16:03 WIB

Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin, 20 April 2020.Pemerintah membuka gelombang kedua pendaftaran program yang bertujuan memberikan keterampilan untuk kebutuhan industri dan wirausaha itu mulai Senin ini hingga dengan Kamis 23 April 2020 melalui laman resmi www.prakerja.go.id. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sejumlah masalah yang ada dalam program Kartu Prakerja. Program tersebut sedianya ada untuk membantu masyarakat yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.

"Salah satunya adalah tidak adanya standar harga. Ke-850 pelatihan memiliki rentang harga mulai dari Rp 0 atau gratis hingga Rp 1 juta. Bahkan, beberapa pelatihan diantaranya memiliki jenis yang serupa dengan harga yang berbeda–beda," ujar Peneliti ICW Lalola Easter melalui diskusi daring pada Senin, 1 Juni 2020.

Lola mencontohkan, adanya jenis pelatihan bahasa Inggris untuk sopir ojek daring, di mana pelatihan ini ditawarkan oleh dua lembaga, yaitu Cakap dengan harga Rp 250 ribu, sedangkan English Today dengan harga Rp 500 ribu untuk sekali pelatihan.

Alhasil, Lola menilai, tidak adanya transparansi dan standar dalam penetapan harga pelatihan oleh manajemen pelaksana dalam mengelola program Kartu Prakerja membuat harga yang dipatok untuk pelatihan yang serupa berbeda–beda dan hanya berdasarkan standar lembaga pelatihan. Padahal dana yang digunakan untuk membiayai pelatihan daring ini adalah bersumber dari APBN.

Kemudian, kejanggalan lain dalam program ini mengenai tidak jelasnya besaran komisi platform digital. "Berdasarkan pemantauan ICW besaran komisi tersebut tidak dibuka ke publik. Hal ini menimbulkan kecurigaan bagi publik bahwa terdapat potensi kecurangan yang terjadi apabila perjanjian tersebut tidak transparan," kata Lola.

Advertising
Advertising

ICW menemukan hanya ada satu platform secara gamblang menyebut besaran komisi yang didapat, yaitu platform MauBelajarApa.com. Di dalam situs tersebut dijelaskan bahwa terdapat biaya administrasi dan pemasaran sebesar 20 persen dari tiket kelas yang terjual melalui situs MauBelajarApa.com.

"Sayangnya penyampaian informasi mengenai biaya di tujuh platform digital lainnya tidak tersedia," ucap Lola. Masalah selanjutnya adalah lembaga pelatihan yang diduga tidak memiliki pengalaman.

Lola menuturkan, ICW juga melakukan sampling acak untuk melihat latar belakang dari lembaga pelatihan yang ikut serta dalam program kartu pra kerja. Dari pengecekan acak ini, setidaknya ada 2 lembaga yang latar belakangnya dipertanyakan dalam melakukan pelatihan.

Salah satunya adalah situs Boleh Dicoba Digital. Berdasarkan penelusuran ke website dan akun instagram @bolehdicobadigital, lembaga ini diduga tidak memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan pelatihan secara online maupun offline.

"Bagaimana pemerintah dapat mencapai tujuan tersebut jika lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan pun masih dipertanyakan pengalaman dan kemampuannya dalam memberikan pelatihan?" ujar Lola.

Atas temuan-temuan itu lah, Egi Primayogha, perwakilan ICW lainnya, menyarankan agar program Kartu Pra Kerja dihentikan sementara. "Distop dulu, review ulang, cek apa masalahnya," kata dia.

Berita terkait

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

2 hari lalu

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

ICW menganggap usulan melegalkan money politics saat pemilu tidak pantas dan sangat tidak menunjukkan integritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

3 hari lalu

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

Indonesia Corruption Watch menanggapi usulan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang meminta money politics dilegalkan saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

5 hari lalu

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

Novel Baswedan menilai dalam proses pemilihan Pansel KPK akan terlihat ada atau tidaknya keinginan Jokowi memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

5 hari lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

ICW NIlai Komposisi Pansel KPK Rawan Konflik Kepentingan

5 hari lalu

ICW NIlai Komposisi Pansel KPK Rawan Konflik Kepentingan

ICW mengatakan Presiden Jokowi harus memastikan para anggota Pansel KPK nantinya tak memiliki konflik kepentingan dan intervensi keputusan.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

10 hari lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

10 hari lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

10 hari lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

11 hari lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya