Polisi Penembak Warga Diperiksa Intensif  

Reporter

Editor

Selasa, 9 September 2008 15:38 WIB

TEMPO Interaktif ,Palu:Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Suparni Parto, Selasa siang (9/9) menegaskan serius memeriksa anggotanya yang diduga menjadi pelaku penembakan Syamsuddin, warga kelurahan Birobuli, Palu Selatan. Sejak Minggu (7/9) siang lalu, mereka diperiksa secara intesif oleh Satuan Profesi dan Pengamanan Polda Sulteng.


Suparni mengatakan, anggota yang melampaui kewenangan dan kapasitas yang ditentukan harus bertanggung jawab. Tapi bila mereka telah melaksanakan tugas sesuai prosedur, akan dibantu sesuai aturan. "Setiap anggota polisi yang melakukan tindakan atau upaya paksa yang membawa resiko, dia diperiksa sesuai prosedur," tegas Kapolda di sela-sela kunjungannya di RS Bhayangkara Palu.


Sementara ihwal kabar yang menyebut, kematian Syamsuddin diduga terkait konflik internal sesama anggota Reskrim Polres Palu, Suparni mengaku belum menerima laporan. “Saya belum menerima laporan soal konflik internal di reskrim," tegasnya.

Sesuai laporan yang diterimanya, kata Suparni, korban adalah salah seorang yang masuk Daftar Pencarian Orang Polres Palu dalam beberapa kasus. Saat ditangkap, korban melakukan perlawanan dan membawa senjata tajam sehingga petugas terpaksa menembak korban.

Lembaga Pengembangan Advokasi dan Hak-Hak Asasi Manusia, meminta Kapolda dan Kapoles menindak pelaku penembakan. Mohammad Affandi, ketua lembaga itu, melalui siaran persnya, menyebut tindakan polisi itu dinilai sangat tidak manusiawi dan melanggar Hak Asasi Manusia.

Ia juga mengatakan, kasus penembakan yang menewaskan Syamsuddin, tepatnya di jalan Sisingamangaraja semakin menambah daftar hitam dan sekaligus menjadi preseden buruk kinerja kepolisian. “Kapolda harus segera meminta maaf kepada publik atas ulah anggotanya,” kata Affandi.



Darlis

Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

18 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

34 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

40 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya