Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kedua kanan), Menseskab Pramono Anung (keempat kanan) dan Mensesneg Pratikno (kanan) menyampaikan konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Asnil Bambani mengimbau agar penyebaran informasi dan data bagi para jurnalis tidak melalui kerumuman yang biasa terjadi di konferensi pers.
“Perubahan strategi ini bersifat sementara demi keselamatan jurnalis di lapangan dalam masa penyebaran virus penyebab Covid-19 mereda,” kata Asnil dalam siaran tertulisnya, Jumat, 20 Maret 2020.
Menurut Asnil pemerintah telah menetapkan penyebaran virus corona atau Covid-19 sebagai bencana nasional non-alam. Pemda DKI Jakarta juga sudah melakukan pelarangan dan menutup sarana umum yang banyak terjadi kerumunan, karena dinilai sangat rentan penyebaran virus corona.
Asnil berujar, meski menghindari kerumuman namun wartawan tetap berpegang teguh pada prinsip kebebasan pers dan hak atas informasi, dan bukan alasan bagi para narasumber untuk menyembunyikan informasi penting bagi publik.
Dia mengimbau beberapa opsi untuk menyebarkan informasi ke publik. Di antaranya siaran pers disertai foto dan video peristiwa dengan catatan keterangan serta hak cipta gambar bergerak maupun tidak bergerak. Kemudian lembaran data yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan laporan berita.
Selain itu bisa mengadakan live streaming atau pengiriman gambar secara daring (online) melalui website atau link resmiyang disediakan oleh narasumber. Siaran langsung melalui platform media sosial atau aplikasi komunikasi dengan disertai waktu untuk tanya jawab melalui kolom komentar atau teknologi suara lainnya.
Penyebaran video keterangan pers melalui video singkat dengan keterangan dan hak cipta atas gambar video bergerak. Adapun wawancara atau pertemuan tatap muka dengan narasumber diimbau atas pertimbangan mendesak, dengan persetujuan pimpinan redaksi dengan pencatatan sebagai dokumentasi penelusuran interaksi dekat dengan sesama manusia.
AJI Jakarta juga mendesak tim kehumasan dan komunikasi dari para narasumber agar siap menjawab pertanyaan dari para jurnalis melalui aplikasi komunikasi. Sehingga penting agar menyediakan nomor kontak yang bisa dihubungi demi kepentingan konfirmasi. “Utamakan kesehatan dan keselamatan, tidak ada berita seharga nyawa,” kata Asnil.