Peneliti Eijkman Sebut Ada Ego Sektoral di Indonesia soal Corona

Senin, 2 Maret 2020 07:37 WIB

Nenek moyang Madagaskar berasal dari Indonesia kata Herawati Sudoyo. Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Herawati Sudoyo telah berhasil meneliti bahwa nenek moyang Madagaskar berasal dari Indonesia, peneliatiannya tersebut dengan cara mencocokkan molekul DNA orang Indonesia dengan Madagaskar. Tempo/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman, Herawati Sudoyo berpendapat masih ada ego sektoral di Indonesia terkait penanganan antisipasi virus corona.

Dia menilai lembaga-lembaga penelitian dan universitas belum banyak dilibatkan dalam upaya pendeteksian Corona ini. "Di Indonesia ini mungkin agak ego sektoral. Ada universitas yang bisa dan menyumbangkan diri terhadap deteksi ini. Kemudian ada lembaga penelitian yang bisa digunakan seandainya terjadi pandemik," kata Herawati di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 1 Maret 2020.

Herawati mencontohkan yang terjadi di Cina. Laporan terjadinya virus Corona di sana justru bukan berasal dari Kementerian Kesehatan, melainkan dari rumah sakit yang bekerja sama dengan universitas. Menurut dia, kolaborasi serupa mestinya dilakukan di Indonesia.

Herawati pun menilai tak masalah jika suatu lembaga penelitian sebelumnya tak memiliki tupoksi melakukan pendeteksian. Pemerintah, kata dia, dapat dengan cepat mengubah status dan tupoksi lembaga tersebut menjadi tempat deteksi. "Saya kira kita harus open minded. Coba dilihat, bagaimana supaya yang lain-lain dapat membantu," ujar Herawati.

Herawati pun menyebut bahwa saat ini pelbagai lembaga di seluruh dunia saling membantu dan berbagi data ihwal penelitian mereka menyangkut COVID-19. Padahal biasanya, kata dia, lembaga-lembaga sangat kompetitif terkait penelitian mereka.

Advertising
Advertising

Sikap kompetitif ini tak terlepas dari persoalan siapa yang pertama kali memiliki data, bisa mendiagnosis, kemudian menemukan vaksin atau obatnya. Namun, Herawati bercerita, dalam waktu dua bulan ini sudah puluhan laporan terkait virus Corona yang dibagikan ke banyak lembaga.

Saat ini, pendeteksian penyebaran virus Corona dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan telah menguji 136 orang terduga terjangkit virus Corona, tetapi semuanya diklaim negatif.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya