Aktivis Perempuan: Ide RUU Ketahanan Keluarga Super Aneh

Kamis, 20 Februari 2020 12:51 WIB

Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis perempuan sekaligus pegiat hak asasi manusia (HAM), Nisrina Nadhifah Rahman mempertanyakan maksud gagasan lima anggota Dewan Perwakilan Rakyat membuat Rancangan Undang-undang atau RUU Ketahanan Keluarga. Nisrina menganggap gagasan itu aneh.

"Kesan pertamanya udah super aneh. Ketahanan dan keluarga, emang mau bangun basis militer di keluarga atau bagaimana," kata Nisrina kepada Tempo, Kamis, 20 Februari 2020.

Ia membeberkan sejumlah catatannya mengenai terkait draf RUU yang telah ditetapkan masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020 ini. Dia menyoroti pembagian peran suami istri, pengasuhan anak, hingga definisi krisis keluarga yang hendak diatur dalam aturan itu.

Nisrina mengatakan keluarga adalah ranah privat setiap orang. Negara, ujar dia, baru bisa mencampuri misalnya ketika terjadi kekerasan dalam rumah tangga. "Setiap keluarga punya cara dan pola pendidikannya sendiri, interaksinya sendiri, karakter, orang-orangnya beda-beda sifatnya dan segala macamnya. Bukan ranah negara untuk mencampuri."

RUU Ketahanan Keluarga diusulkan oleh lima anggota parlemen, yakni Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani dari Partai Keadilan Sejahtera, Sodik Mudjahid dari Gerindra, Endang Maria Astuti dari Golkar, dan Ali Taher dari Partai Amanat Nasional.

Advertising
Advertising

Draf RUU itu mendefinisikan krisis keluarga sebagai suatu kondisi tidak stabil, tidak terarah, dan dianggap membahayakan karena dapat membawa perubahan negatif pada keluarga. Krisis keluarga disebut dapat terjadi karena masalah ekonomi, tuntutan pekerjaan, perceraian, penyakit kronis, kematian anggota keluarga, dan penyimpangan seksual.

"Kebutuhan tiap keluarga berbeda, beragam, dan ada banyak aspek yang menentukan apakah sebuah keluarga bisa disebut krisis atau enggak," kata Nisrina.

Ketua Badan Pengurus Perkumpulan Pamflet Generasi, organisasi nirlaba di bidang pergerakan anak muda, ini juga menyoroti adanya pasal soal penyimpangan seksual dalam draf RUU Ketahanan Keluarga. Lesbian, gay, sadisme, dan masokisme disebut sebagai penyimpangan seksual yang wajib lapor dan harus direhabilitasi.

Nisrina mengatakan orientasi seksual adalah spektrum dan bagian dari keberagaman manusia. Adapun sadisme dan masokisme, kata dia, adalah perilaku seksual yang tak perlu dipersoalkan selama dilakukan sesuai kesepakatan. "Tolong deh kalau enggak ngerti-ngerti banget soal seksualitas, soal gender, enggak usah deh bikin pasal soal rehabilitasi. Ini bukan penyakit, bukan virus yang bisa ditanggulangi dengan cara demikian," ujar mantan staf Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan ini.

Berita terkait

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

6 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

6 jam lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

7 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

7 jam lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

8 jam lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

10 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

20 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

21 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

23 jam lalu

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

PKS memilih tak menggubris pernyataan Partai Gelora yang menolak rencana mereka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Politikus PAN Harap Emil Dardak Jadi Cawagub Lagi Dampingi Khofifah

1 hari lalu

Politikus PAN Harap Emil Dardak Jadi Cawagub Lagi Dampingi Khofifah

Pasangan Khofifah dan Emil Dardak dianggap bawa banyak kemajuan selama memimpin Jawa Timur.

Baca Selengkapnya