Kemenkes Sarankan WNI Positif Corona di Jepang Tak Segera Pulang

Reporter

Fikri Arigi

Rabu, 19 Februari 2020 14:38 WIB

Penumpang melihat keluar dari dek kapal pesiar Diamond Princess di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama, selatan Tokyo, Jepang 12 Februari 2020. [REUTERS / Kim Kyung-hoon]

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penularan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan kementeriannya menyarankan kepada Kementerian Luar Negeri agar tak terburu-buru memulangkan tiga WNI positif Corona di Jepang. Kemenkes menilai kasus ini berbeda dengan kasus sebelumya sehingga memerlukan kajian lebih dalam.

“Kenapa Diamond Princess ini agak berbeda, dan kenapa Menkes memberikan saran ke Menlu untuk tidak buru-buru menjemput mereka, karena harus ada kajian lebih dalam lagui karena menjelang hari ke-14 ada yg positif, ini yang harus dilakukan,” kata Achmad di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.

Tiga orang WNI yang dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19 ini merupakan anak buah kapal di kapal pesiar Diamond Princess. Mereka bersama dengan 244 penumpang kapal lainnya dinyatakan positif. Adapun saat ini,menurut Kemenlu, tiga orang WNI tersebut tengah ditangani oleh pemerintah Jepang di Kota Chiba.

Alasan Kemenkes menyarankan tak buru-buru memulangkan adalah karena belum ada pedoman dari Jepang terkait pemulangan. Saat ini, kata Yurianto, Kemenkes tengah menunggu keputusan dari Jepang yang tengah mengobservasi.

“Kami belum punya konsep yang pasti karena kami mengikuti keputusan Jepang seperti apa. Mudah-mudahan dapat arahan semakin cepat pulang semakin baik. Tapi pulang dalam keadaan baik. Baik untuk dia dan baik untuk keluarganya, bukan memindahkan sumber penyakit, kita tidak boleh emosionil,” kata Yurianto.

Advertising
Advertising

Kejadian di pesiar Diamond Princess ini disebut serupa dengan di Wuhan. Kapal pesiar disebut merupakan epicentrum penyebaran karena sirkulasi udara terus berputar di dalam kapal.

Karena itu, kapal pesiar Diamond Princess langsung diamankan, tak boleh ada aktivitas menaikkan atau menurunkan penumpang, selain petugas kesehatan. Artinya kapal tersebut dengan segala isinya menjadi bagian yang diobservasi selama lebih 14 hari.

Kasus ini diakui cukup kompleks karena dalam waktu 14 hari ada yang positif Corona. Jumlahnya pun lebih dari 244 orang.

Yurianto mengatakan bila ditemukan orang baru yang positif virus Corona selama observasi, maka waktu 14 hari ini harus diulang kembali. "Ini yang menyebabkan cukup kompleks, kasus positifnya terus nambah karena siklusnya terus nambah,” kata dia.

Berita terkait

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

18 jam lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

1 hari lalu

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

Sistem kelas 1-3 BPJS Kesehatan diganti jadi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS yang mulai berlaku Juni 2025.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Terdapat penyesuaian iuran peserta JKN setelah kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan berganti menjadi KRIS. Ini iuran BPJS Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

4 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

8 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

8 hari lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

12 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

12 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

12 hari lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

12 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya