Ulil Abshar: Pemerintah Tanggung Jawab Pulangkan Pendukung ISIS

Reporter

Friski Riana

Rabu, 12 Februari 2020 09:47 WIB

Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Cendekiawan muslim, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan setiap negara asal anggota ISIS memiliki tanggung jawab untuk memulangkan warga negaranya yang menjadi pendukung ISIS di Turki dan Suriah. “Semuanya memiliki tanggung jawab moral bersama untuk repatriasi warga mereka, agar mereka bisa hidup di dalam komunitas yang normal dan pelan-pelan mengalami deradikalisasi secara alamiah,” kata Ulil dalam cuitannya di Twiiter, Rabu, 12 Februari 2020. Tempo dipersilakan mengutip cuitan Ulil.

Ulil mengatakan, keberadaan pendukung ISIS di Suriah dan Turki ini justru rentan membuat mereka kian mengalami radikalisasi lebih jauh. Hal tersebut akan menjadi masalah keamanan global dalam jangka panjang. Ia yakin di antara para WNI eks ISIS ini juga banyak yang kecewa terhadap utopia dan mimpi surga yang ditawarkan ISIS.

Kisah kekecewaan mereka sudah banyak dibaca di berbagai media. “Mereka justru bisa menjadi jubir (juru bicara) untuk mendukung program deradikalisasi.”

Meski begitu, ada banyak dari WNI eks ISIS ini yang masuk kategori die hard, orang-orang yang keras kepala tetap percaya pada ideologi ISIS apapun yang terjadi. Terhadap mereka ini, kata Ulil, pemerintah jelas perlu melakukan pengawasan dan penanganan khusus.

“Masih ada soal yang menggantung.” Meminjam pertanyaan @ariel_heryanto, Ulil menanyakan soal pendukung ISIS yang ingin pulang, menyatakan tobat dan benar-benar ingin kembali menjadi warga negara yang baik. Apalagi, banyak di antara mereka yang masih anak-anak dan remaja yang baru tumbuh menjadi manusia.

Advertising
Advertising

“Mereka tentu memiliki impian sebagaimana anak-anak lain. Pemerintah mestinya tak boleh mematikan impian mereka ini.”

Ulil sendiri menghormati keputusan pemerintah yang tak akan memulangkan hampir 700 WNI eks ISIS yang tersebar di sejumlah negara, seperti Suriah dan Turki. Namun, ia memandang tak semua argumen penolakan repatriasi pemerintah valid. Misalnya, pemerintah beralasan mereka akan menularkan virus terorisme di Indonesia.

Ulil mengatakan, penularan ideologi jihadisme di era digital ini banyak mengambil bentuk kontak tak langsung. “Penyebaran virus ideologi ini lebih banyak melalui ruang maya, dengan cara tersembunyi slaman-slumun.”

Meski anggota ISIS tidak diizinkan pulang ke negeri masing-masing, mereka tetap bisa melakukan rekrutmen anggota secara jarak jauh atau online seperti selama ini. Karena itu, tidak memulangkan mereka juga bukan solusi.

Soal mereka membakar paspor dan menolak jadi WNI, kata Ulil, apapun yang terjadi, pemerintah tidak boleh membiarkan WNI menjadi stateless. Secara kemanusiaan juga jelas kurang bertanggungjawab membiarkan WNI menjadi tidak berkewarganegaraan. Karena apapun kesalahan mereka, kata Ulil, negara Indonesia harus tetap memberi mereka status kewarganegaraan.

Ulil menuturkan, masyarakat selama ini menggambarkan negeri sebagai Ibu Pertiwi. Salah satu watak seorang ibu adalah menerima dengan senang hati anak-anaknya yang ingin pulang ke rumah, senakal apapun anak-anak mereka itu. “A mom will always embrace her children in her lap, no matter what.”

Berita terkait

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

10 jam lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

1 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

5 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

6 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya