Mahfud Md Bentuk Tim Khusus Bahas Kepulangan WNI Eks ISIS
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Syailendra Persada
Selasa, 4 Februari 2020 15:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan pemerintah telah membentuk tim khusus untuk memastikan nasib WNI eks ISIS atau mereka yang menjadi terduga teroris lintas negara atau foreign terrorist fighters (FTF). Tim akan membahas apakah para FTF akan dipulangkan atau tidak.
Mahfud mengatakan tim ini akan membuat dua draf, yang masing-masing berisi keputusan pemulangan dan keputusan untuk tak memulangkan FTF. Tim ini dipimpin oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius.
"Keputusannya ada dua alternatif. Satu akan dipulangkan, yang kedua tidak akan dipulangkan. Akan dipulangkan tentu saja karena mereka warga negara, tidak dipulangkan karena mereka melanggar hukum, haknya bisa dicabut," kata Mahfud saat ditemui di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Februari 2020.
Jika dipulangkan, draf itu juga harus berisi alasan apa yang bisa diterima, bagaimana proses deradikalisasi, hingga bagaimana penetapan statusnya. Jika tak dipulangkan, draf juga harus mencakup bagaimana resiko terhadap hubungan dengan negara lain serta posisis mereka.
Mahfud mengatakan dua draf putusan ini akan dibahas di Kantor Wakil Presiden pada kuartal pertama tahun ini atau di April. Setelah mendapat masukan dari Wakil Presiden, draf kemudian akan dibawa ke Presiden untuk dibahas lebih mendalam, sebelum akhirnya diambil keputusan.
"Itu nanti kira-kira bulan Mei atau Juni sudah akan diputuskan. Cuma sampai hari ini masih dalam proses pembahasan di internal pemerintah," kata Mahfud.
Permasalahan terkait keberadaan FTF ini, kata Mahfud, sangat dilematis. Beberapa negara lain yang memiliki masalah yang sama, hingga saat ini juga belum memutuskan untuk memulangkan para FTF.
Saat ini, Mahfud Md mengatakan masih ada sekitar 660 WNI yang diduga sebagai FTF di luar negeri. Mereka tersebar di berbagai negara termasuk di Suriah tempat organisasi teror ISIS berada, hingga di Turki, dan Afghanistan. Mahfud juga menyebut kebanyakan di antara daftar nama itu, terdiri dari wanita dan anak-anak.