Virus Corona Meluas, ASITA Sebut Crisis Center Mendesak Didirikan

Rabu, 29 Januari 2020 02:22 WIB

Penumpang memakai topeng saat mereka berjalan melewati mesin pemindai yang memantau suhu orang-orang setelah menyebarnya virus Corona di Cina, di Bandara Internasional Bandaranaike di Katunayake, Sri Lanka, 24 Januari 2020. Virus Corona berasal dari kota Wuhan di Hubei pada bulan Desember. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Yogyakarta -Persebaran kasus virus Corona ke berbagai negara dinilai perlu disikapi dan diantisipasi lebih dini Pemerintah Indonesia.

"Perlu langkah kongkrit untuk membentuk semacam crisis center. Sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang benar dan akurat soal kasus wabah virus Corona itu," ujar Ketua asosiasi biro perjalanan wisata atau Asita Daerah Istimewa Yogyakarta, Sudiyanto Selasa 28 Januari 2020.

Sudiyanto menuturkan adanya crisis center seperti di tingkat provinsi, menjadi satu bentuk kesiagaan dalam penanganan kasus Corona itu.

Sudiyanto tak menampik, dampak perkembangan kasus virus Corona makin dikhawatirkan terutama kalangan pelaku industri pariwisata di Yogya.

Terlebih pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga mengkaji kemungkinan melarang penerbangan ke wilayah lain dari dan ke negara China akibat virus corona.

Advertising
Advertising

"Biro perjalanan menjadi salah satu industri yang cukup terdampak kasus itu. Wisatawan untuk melakukan perjalanan pasti mencari keamanan dan kenyamanan, tanpa dihinggapi rasa khawatir," ujar Sudiyanto.

Sudiyanto menuturkan meskipun kasus utama terjadi di Wuhan Tiongkok, akan tetapi hal ini akan bisa berdampak terhadap traffic wisatawan yang juga khawatir akan sebaran virus Corona tersebut.

Selain adanya crisis center, Asita mendorong di airport tanah air, tidak sekedar memasang thermo scanner. Tetapi untuk wisatawan manca negara yang berasal dari negara yang terjangkit untuk diperiksa lebih teliti oleh tim medis.

"Berikan pengawasan khusus dari kedatangan hingga kepulangan wisatawan manca dari negara terjangkit," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan upaya kewaspadaan dini atas kasus Corona virus kini dilaksanakan jajaran Pemerintah DIY dalam beberapa hal.

"Kami mengaktifkan surveilans di pintu masuk (Yogya) serta membuat surat edaran kewaspadaan kepada rumah sakit, puskesmas dan klinik," ujarnya.

Para petugas di layanan kesehatan Yogya juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan seperti menyiapkan alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar, meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dan mengatur alur rujukan pasien terduga pneumonia akibat Novel Coronavirus.

Berita terkait

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

11 jam lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

1 hari lalu

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

Munas ASITA yang ke-13 ini dapat melahirkan terobosan-terobosan baru dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

1 hari lalu

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

Sistem kelas 1-3 BPJS Kesehatan diganti jadi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS yang mulai berlaku Juni 2025.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

3 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Terdapat penyesuaian iuran peserta JKN setelah kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan berganti menjadi KRIS. Ini iuran BPJS Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

4 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

8 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

8 hari lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

12 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya