Perpanjangan Usia Pensiun Tentara Dianggap Pergemuk Postur TNI

Sabtu, 25 Januari 2020 16:05 WIB

Inspektur upacara, Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan upacara, Asops Dankormar Kolonel (Mar) Y. Rudy Sulistyanto. (kiri) melakukan inspeksi jajaran pasukan saat Upacara Perayaan HUT TNI ke-74 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Okotber 2019. Acara tersebut mengangkat tema TNI Profesional Kebanggaan Rakyat. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kelompok masyarakat sipil mengkritik rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperpanjang usia pensiun prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Rencana ini dinilai akan menambah gemuk postur TNI dan menimbulkan sejumlah imbas lainnya.

"Menambah masa panjang masa jabatan untuk pensiun itu berimplikasi pada penggemukan postur TNI," kata Peneliti Bidang Hukum dan HAM Setara Institute, Ikhsa Yosarie kepada Tempo, Sabtu, 25 Januari 2020.

Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan ingin menambah usia pensiun prajurit bintara dan tamtama TNI dari 53 menjadi 58 tahun. Penambahan masa kerja ini termasuk dalam poin revisi Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang sudah masuk Program Legislasi Nasional 2020.

Jokowi beralasan, prajurit berusia 53 tahun masih tergolong sehat dan segar serta masih dapat bertugas. Dia juga meminta adanya rencana strategis untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit.

Ikhsan mengatakan, selama ini sudah terjadi penumpukan perwira menengah dan tinggi. Dia menilai perpanjangan masa kerja prajurit juga berimplikasi pada penumpukan serupa.

Advertising
Advertising

"Sekarang ini banyak pati atau pamen yang nonjob. Potensi demikian juga bisa terjadi pada tamtama bintara, mereka juga bisa nonjob atau mengalami penumpukan," kata Ikhsan.

Staf Divisi Pembelaan HAM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Falis Agatriatma mengatakan perpanjangan usia pensiun bintara dan tamtama tak akan memberikan solusi terhadap masalah penumpukan perwira menengah atas dan beberapa anggota TNI yang nonjob. Menurut Falis, langkah ini malah akan memperberat beban anggaran negara.

"Ini juga akan mempengaruhi beban anggaran negara untuk mendanai operasional anggota TNI yang seharusnya sudah mencapai usia pensiun. Belum lagi TNI pasti akan selalu rekrutmen untuk regenerasi anggota," kata Falis kepada Tempo, Sabtu, 25 Januari 2020.

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

2 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

2 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

5 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

6 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

6 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

6 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

7 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

7 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

7 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya