Gerakan Raja Keraton Agung Sejagad Pernah Diawasi Polda DIY

Kamis, 16 Januari 2020 08:43 WIB

Publik tengah dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang berdandan ala kerajaan keraton di Purworejo, Jawa Tengah yang dinamakan Keraton Agung Sejagad. Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya yang digelar pada 10 hingga 12 Januari 2020. ANTARA/dok. pribadi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pimpinan "raja" Keraton Agung Sejagad, Totok Santoso Hadiningrat punya perkumpulan di Yogyakarta yang beberapa kali berubah bentuk. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian DI Yogyakarta Komisaris Besar Burkan Rudi Satria yang menjadi Kapolres Sleman pada 2016 hingga 2017 saat itu memantau gerakan yang dimotori Totok.

Totok yang biasa dipanggil “Sinuhun” oleh pengikut Keraton Agung Sejagad pernah mendirikan Jogja Dec. Totok juga pernah pula membuat perkumpulan dengan bendera berlogo seperti lambang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Saat itu organisasi itu hendak menggelar kegiatan di sebuah gedung pertemuan terkenal di Jalan Magelang Sleman Yogya, Grha Sarina Vidi. “Tapi waktu itu (acara Totok di Grha Sarina Vidi) kami gagalkan,” ujarnya.

Meski begitu, selama memantau gerakan Totok di Yogya, polisi belum pernah mendapati laporan penipuan dari warga yang merasa dirugikan atau ditipu Totok bersama organisasinya. Polisi, kata Burkan, memantau gerakan perkumpulan Totok karena berindikasi penipuan dan berpotensi meresahkan masyarakat dan akibat aktivitasnya.

Organisasi Jogja Dec Totok saat itu memungut uang pendaftaran dan iuran dari warga yang ingin menjadi anggota dengan biaya sekitar Rp 50 ribu. Jika sudah menjadi anggota maka bisa mendapat imbalan berupa gaji sebesar US$ 100-200 per bulan yang akan diambilkan dari simpanannya di Esa Monetary Fund (EMF) di sebuah bank di Swiss. “Kepada anggotanya, uang yang akan diberikan (sebagai gaji untuk anggota) merupakan harta peninggalan Presiden Soekarno di luar negeri,” ujar Burkan.

Advertising
Advertising

Janji imbalan dari Totok yang saat itu mengaku sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja DEC itu tak pernah terwujud hingga satu per satu anggota organisasi itu mundur.

Nama Jogja Dec tenggelam dengan sendirinya dan tak terdengar lagi kabarnya, sampai muncul lagi Keraton Agung Sejagat dengan Totok sebagai rajanya. “Aktivitas Jogja Dec pindah-pindah. Pernah di Sayegan, di Ngaglik (Kabupaten Sleman),” ujar Burkan. Di Sayegan Kabupaten Sleman, misalnya, aktivitas organisasi Jogja Dec pernah dibubarkan polisi karena aduan masyarakat.

Totok dan istrinya, Fanni Aminadia alias Kanjeng Ratu Dyah Gitarja, permaisurinya ditangkap Kepolisian Resor Purworejo di Keraton Agung Sejagad di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo Selasa malam, 14 Januari 2020.

Berita terkait

Gondongan Lagi Mewabah di Yogya, Ketahui Gejala dan Fakta Pengobatannya

2 jam lalu

Gondongan Lagi Mewabah di Yogya, Ketahui Gejala dan Fakta Pengobatannya

Berikut ini penjelasan mengenai penyakit gondongan, dari cara penularan, gejala, sampai mitos pengobatannya.

Baca Selengkapnya

Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

7 jam lalu

Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki cara khusus agar pedagang pasar tradisional terutama yang Lansia terbiasa membayar retribusi secara digital.

Baca Selengkapnya

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

10 jam lalu

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

Sebagian warga lokal percaya gondongan bisa diobati bila pasiennya memakai kalung buah mengkudu.

Baca Selengkapnya

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

1 hari lalu

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

1 hari lalu

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

Satpol PP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengawasi maraknya aksi mengamen secara online yang dilakukan sejumlah orang di kawasan ruang publik belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

1 hari lalu

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

Kasus penyakit gondongan atau parotitis tengah menjadi perhatian di Kota Yogyakarta sepanjang periode Oktober hingga awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

2 hari lalu

Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

Pengecekan atau deteksi dini HIV bisa dilakukan di 18 Puskesmas dan 13 rumah sakit di Yogyakarta. Layanan ini bahkan dibuka beberapa puskesmas.

Baca Selengkapnya

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

4 hari lalu

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

Meski tak memiliki destinasi alam, Kota Yogyakarta tiap tahun sukses menjadi tujuan wisata utama.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

4 hari lalu

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong warganya yang memiliki koleksi naskah kuno didaftarkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

4 hari lalu

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

Sejumlah kafe outlet, hingga toko yang menjual minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di Yogyakarta mulai ditutup satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kamis 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya