Haul Gus Dur, Sinta Nuriyah: Bangsa Indonesia Defisit Tradisi

Reporter

Dewi Nurita

Minggu, 29 Desember 2019 06:41 WIB

Istri Presiden ke-4 RI Sinta Nuriyah menyampaikan sambutan pada peringatan Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Sabtu malam, 28 Desember 2019. Gus Dur berpulang pada 30 Desember 2009, setelah dirawat karena komplikasi sejumlah penyakit. ANTARA/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan satu dekade meninggalnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengangkat tema "Kebudayaan Melestarikan Kebudayaan". Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah bercerita, tema ini sengaja diambil untuk mengingatkan publik akan sisi-sisi budayawan seorang Gus Dur.

"Selama ini orang kebanyakan hanya mengenal Gus Dur sebagai presiden dan kiai, padahal Gus Dur juga budayawan," ujar Sinta Nuriyah sambil tersenyum mengingat suaminya itu di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu malam, 28 Desember 2019. Gus Dur pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Menonjolkan sisi budayawan Gus Dur, keluarga ingin mengingatkan nilai-nilai budaya yang pernah diajarkan ulama NU itu. Terutama perihal menjaga kebudayaan, yang pada hakikatnya menjaga kemanusiaan itu sendiri.

Melalui gagasan pribumisasi Islam, ujar Sinta, Gus Dur memberikan cara pandang dalam menyikapi dan memahami agama tidak hanya dari luarnya saja, akan tetapi nilai Islam yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan budaya Arab yang harus disamaratakan dan diterapkan dalam kehidupan beragama. "Gerakan silahturahmi dilakukan terus-menerus untuk mempertahankan tradisi, mencegah keretakan," ujar Sinta.

Setelah satu dekade kepergian Gus Dur, Sinta melihat nilai-nilai itu mulai luntur. Gerakan pemberangusan tradisi dan budaya terus terjadi, seperti penghancuran patung-patung dan pelarangan tradisi upacara adat atas nama agama. “Kondisi ini membuat bangsa ini mengalami defisit tradisi," ujar Sinta.

Advertising
Advertising

Dengan peringatan Haul Gus Dur yang mengangkat tema "Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan", Sinta ingin mengingatkan betapa pentingnya kebudayaan menjaga kemanusiaan. Sebab tanpa kebudayaan, manusia tidak lagi menjadi manusia. "Ruang budaya harus dibuka selebar-lebarnya, sehingga kita bisa terbebas dari kepengapan akan kotak-kotak keyakinan," ujar Sinta.

Hal senada diungkapkan putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid. Menurut Inayah, Gus Dur selalu mengajarkan bahwa kebudayaan adalah persoalan solidaritas. Satu bagian tubuh terluka, bagian tubuh yang lain akan merasa kesakitan juga.

Itu sebabnya, Gus Dur selalu menyuruh Inayah mendengarkan lagu dangdut. “Beliau bilang, kalau mau memahami masyarakat Indonesia, dengarkanlah musik dangdut. Ada curahan penderitaan rakyat di dalam lirik-liriknya."

Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

18 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

24 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

26 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

36 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

47 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

55 hari lalu

Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

Simak peran empat tokoh Deklarasi Ciganjur Megawati, Gus Dur, Amien Rais, Sultan HB X untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berikut 8 pemikirannya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berterima Kasih Atas Peran Relawan dan Muslimat NU di Pilpres, Cerita Kedekatan dengan Gus Dur

55 hari lalu

Prabowo Berterima Kasih Atas Peran Relawan dan Muslimat NU di Pilpres, Cerita Kedekatan dengan Gus Dur

Prabowo Subianto mengungkapkan terima kasih kepada 1.600 Muslimat NU Jawa Timur dan para relawan yang telah membantunya dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

6 Presiden Indonesia yang Pernah Diselidiki DPR Melalui Hak Angket

26 Februari 2024

6 Presiden Indonesia yang Pernah Diselidiki DPR Melalui Hak Angket

Hak angket DPR tercatat pernah digunakan kepada hampir semua presiden Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah Megawati Anak Sukarno Jadi Wakil Presiden, Samakah Caranya dengan Gibran Anak Jokowi?

19 Februari 2024

Langkah Megawati Anak Sukarno Jadi Wakil Presiden, Samakah Caranya dengan Gibran Anak Jokowi?

Anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka berpeluang menjadi anak presiden yang jadi wakil presiden. Megawati, anak Sukarno pernah menjalaninya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Kenal Dekat dengan Gus Dur: Kalau Enggak Percaya, Tanya...

15 Februari 2024

Prabowo Klaim Kenal Dekat dengan Gus Dur: Kalau Enggak Percaya, Tanya...

Prabowo juga mengaku kenal dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia mengaku sebagai tukang pijat tokoh NU itu.

Baca Selengkapnya