Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Langkah Megawati Anak Sukarno Jadi Wakil Presiden, Samakah Caranya dengan Gibran Anak Jokowi?

image-gnews
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan dalam acara pelantikan dan penyerahan kartu tanda anggota (KTA) PDI Perjuangan, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa, 2 April 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan dalam acara pelantikan dan penyerahan kartu tanda anggota (KTA) PDI Perjuangan, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa, 2 April 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, berpeluang menjadi “the next” atau sosok berikutnya anak presiden Indonesia yang jadi wakil presiden atau wapres RI. Bisa jadi Gibran mengikuti jejak Megawati Soekarnoputri, putri Presiden Pertama RI Sukarno.

Megawati adalah Wapres RI ke-8, sebelum akhirnya jadi Presiden RI ke-5 menggantikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu terpilih wakil presiden pendamping Presiden Ke-4 RI Gus Dur dalam Pilpres 1999.

Lantas seperti apa perjalanan Megawati menjadi wapres tersebut?

Megawati, atau akrab disapa Mega, pertama kali terjun ke dunia politik pada 1986 saat berusia 39 tahun. Kala itu, dia menjabat sebagai wakil ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang cukup mulus. Mega hanya butuh waktu setahun untuk jadi anggota DPR RI Dapil Jawa Tengah.

Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya pada 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Dia menjadi perempuan pertama yang menduduki pucuk kepemimpinan partai era Orde Baru. Pengukuhannya pun terjadi dengan suara bulat diiringi tepukan riuh dari para pendukung.

Namun, pemerintah Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto saat itu tidak puas dengan terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI. Dia pun diturunkan dalam Kongres PDI di Medan pada 1996. Kongres tersebut kemudian memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI atas peran Presiden Soeharto.

Namun, Megawati saat itu tetap mempertahankan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Hal itu berakibat kubu Soerjadi mengerahkan massa untuk merebut paksa kantor tersebut pada Sabtu, 27 Juli 1996. Peristiwa itu berujung kerusuhan massa di Jakarta. Peristiwa berdarah itu disebut Kudatuli atau kerusuhan dua puluh tujuh Juli.

Menurut catatan Komnas HAM, lima orang meninggal, 149 orang luka-luka, 136 orang ditahan, dan 23 orang dihilangkan secara paksa dalam dan pasca- peristiwa. Akibat dari peristiwa itu, PDI pun terbelah menjadi pro-Megawati dan pro-Soerjadi. Pada Pemilu 1999, PDI kubu Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan.

Perjalanan Megawati jadi Wapres ke-8 RI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Megawati menjadi wakil presiden dalam Pilpres 1999. Pemilihan untuk masa bakti 1999-2024 ini dilaksanakan dalam agenda Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat 1999 pasca Pemilu Legislatif 1999. Pemilihan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada 20 Oktober 1999 untuk memilih presiden dan 21 Oktober 1999 untuk memilih wapres.

Pemilihan ini diwarnai dengan berbagai dinamika seperti Presiden petahana BJ Habibie dari Partai Golkar yang memilih tak maju kembali sebagai capres setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR pada 19 Oktober 1999. Kandidat dari Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengundurkan diri beberapa saat jelang pemungutan suara lantaran merasa ditipu oleh Amien Rais.

Sebagai penjelasan, pemungutan suara dalam Pilpres 1999 tak dilaksanakan secara langsung oleh rakyat tetapi diwakili oleh MPR. Total terdapat 700 anggota MPR yang berpartisipasi sebagai pemberi suara. Pilpres diikuti oleh Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Megawati. Gus Dur menang dengan suara 373 atau 53,28 persen. Sedangkan Megawati mendapatkan 313 suara 44,72 persen.

Karena kalah, Megawati maju sebagai calon wakil presiden atau cawapres keesokannya harinya melawan Hamzah Haz dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Megawati menang dengan perolehan suara sebanyak 396 atau 56,57 persen. Sedangkan Hamzah Haz mendapatkan suara 284 alias persentase 40,57 persen. Megawati kemudian dilantik menjadi pendamping Gus Dur.

Kemudian, pada 23 Juli 2001, Megawati dikukuhkan sebagai Presiden ke-5 RI menggantikan Gus Dur yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR. Hamzah Haz lalu ditunjuk sebagai wakil presiden. Megawati bukan hanya perempuan pertama yang menjadi pucuk pimpinan partai politik, tetapi juga perempuan pertama yang menjadi presiden maupun wakil presiden Indonesia.

Pada Pemilu 2004, Megawati mencalonkan diri sebagai capres bersama Hasyim Muzadi. Namun, dia gagal karena kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Setelah purna karier di pemerintahan, Megawati sepenuhnya mengurus partai. Dia kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum PDIP pada periode 2005-2010 (Kongres II), 2010-2015 (Kongres III), 2015-2020 (Kongres IV), dan 2019-2024 (Kongres V).

HENDRIK KHOIRUL MUHID  |  RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Bisakah Gibran Ikuti Jejak Megawati, Anak Presiden Jadi Wakil Presiden?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

35 menit lalu

Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat RI Ahmad Doli Kurnia usai Rapat Paripurna Masa Persidangan 1 tahun sidang 2023-2024 di Nusantara II, DPR RI, Jakarta Pusat pada Selasa, 3 Oktober 2023.
RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

Politikus PDIP mengingatkan agar penambahan nomenklatur kementerian tidak sekadar untuk mengakomodasi kepentingan politik.


Politikus PDIP Sebut Wacana Tambah Kementerian Bertentangan dengan Undang-Undang

43 menit lalu

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo
Politikus PDIP Sebut Wacana Tambah Kementerian Bertentangan dengan Undang-Undang

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan wacana penambahan jumlah kementerian negara di kabinet Prabowo akan membebani keuangan negara.


Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

2 jam lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. TEMPO/Subekti.
Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

Apindo berharap para menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti profesional dan bisa kerja sama dengan pengusaha.


TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

2 jam lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.


Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

3 jam lalu

Anggota Polres Metro Depok menemui dan memberi bantuan kepada bocah yang menangis kelaparan, Gibran di Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Kamis, 9 Mei 2024. Foto : Humas Polres Metro Depok
Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

Polres Metro Depok memberikan bantuan ke Gibran bocah di Bogor yang viral karena kelaparan.


TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

9 jam lalu

Suasana aparat gabungan TNI-Polri dari Brimob dan Kopassus diturunkan ke Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, untuk memburu kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah pembakaran sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.


Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

13 jam lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.


Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

15 jam lalu

Eks Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Seniman Butet Kartaredjasa saat melihat karya yang dipajang dalam Pameran bertajuk  Seni Rupa Butet Kartaredjasa Melik Nggending Lalu di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024. Usai melihat pameran, Ganjar menegaskan pada media secure pribadi bahwa dirinya akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.


Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

16 jam lalu

Presiden Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu siang, 8 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.


Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

20 jam lalu

Sekretaris Pribadi Ibu Negara Iriana Sendi Fardiansyah siap maju sebagai Calon Wali Kota Bogor. Foto: Isitimewa
Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya