Lagu Sendu di Perayaan Hari Antikorupsi di KPK

Sabtu, 7 Desember 2019 05:41 WIB

Anggota wadah pegawai KPK menutupi lambang KPK dengan kain hitam di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin, 9 September 2019. Para pegawai KPK menganggap bahwa 9 poin dalam draft revisi UU KPK itu dapat melemahkan KPK. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar konser untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia 2019 pada Jumat, 6 Desember 2019. Digelar di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, rangkaian lagu sendu mewarnai konser tersebut.

Ananda Badudu, mantan vokalis Banda Neira jadi salah satu yang menyumbang suara. Di awal penampilannya, ia mengaku sedih dengan kondisi pemberantasan korupsi setelah Undang-Undang KPK direvisi. Ia mengatakan lagu yang dibawakan sebagai ucapan terima kasih untuk masyarakat yang ikut unjuk rasa menolak revisi UU KPK dan meramaikan jagat maya dengan tagar Reformasi Dikorupsi.

"Kita tahu kondisi KPK saat ini sedang tidak baik, ini lagu untuk mereka yang berjuang," kata dia lewat pengeras suara. Petikan gitar mengawali lagu berjudul Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti. Lagu berjudul Esok Pasti Jumpa menjadi lagu kedua yang dibawakan Nanda.

"Itu lagu soal revisi UU KPK kali, ini kita enggak boleh diam aja lho, lima, sepuluh tahun ke depan kita harus tetap bersuara," kata Ananda seusai menyanyikan dua lagu.

Bunyi sirine dari arah Jalan H.R Rasuna Said membuat Ananda tiba-tiba bungkam. "Saya jadi trauma," kata Nanda disusul tawa penonton. Nanda pernah ditangkap Polda Metro Jaya pada 27 September 2019. Dia ditangkap gara-gara mengumpulkan uang, lalu menyumbangkannya ke aksi demo mahasiswa menolak revisi UU KPK dan UU kontroversial lainnya yang digelar pada akhir September lalu.

Advertising
Advertising

Seorang pembawa acara perempuan mengutarakan kesedihannya seusai Ananda tampil. Lewat pengeras suara, ia mengaku sempat menangis. "Ini konser apa sih? Kok tadi saya nangis dengar lagu Yang Patah Tumbuh, beneran tadi kita di belakang sempat merasa sedih," kata pegawai KPK ini.

Suasana Konser tahun ini memang kontras dengan perhelatan serupa yang digelar pada 2018. Setahun lalu, jauh sebelum kontroversi revisi UU KPK, konser serupa digelar lebih meriah di Pasar Festival, Kuningan, Jakarta pada 30 November 2019. Sebagai penampil, ada Cupumanik dan Navicula. Dua band ini membawakan musik aliran keras. Ada pula Hivi!, band beraliran pop yang menutup konser kala itu dengan lagu berlirik cinta-cintaan.

Sementara tahun ini, band penutup adalah Efek Rumah Kaca yang mulai naik panggung pada pukul 22.00 WIB. Band yang digawangi Cholil Mahmud di bagian vokal ini membuka penampilan dengan lagu berjudul Rahim Ibu, lalu Mosi Tidak Percaya. "Semoga yang menjadi korban, perjuangannya tidak sia-sia," kata Cholil saat akan memulai lagu ketiganya berjudul Di Udara.

Setelah lagu yang terinspirasi dari pembunuhan aktivis HAM Munir itu, Efek Rumah Kaca membawakan lagu berjudul Bunga dan Tembok. Cholil masih ingat, lagu ini pernah juga dia nyanyikan di KPK dalam aksi teatrikal "KPK Mati" pada 17 Oktober 2019. Aksi itu digelar setelah DPR dan pemerintah mengesahkan revisi UU KPK di hari yang sama.

Mendung menggelayut sejak sore, gerimis mulai turun saat Cholil membawakan lagu yang liriknya diambil dari puisi Wiji Thukul ini. "Kau lebih suka, membangun rumah, merampas tanah. Kau lebih suka, membangun jalan raya, membangun pagar besi," ucap Cholil menyanyikan bagian chorus lagu itu.

Cholil menyanyikan bagian penutup lagu ini dengan suara tinggi. "Jika kami bunga, engkaulah tembok itu. Telah kami sebar biji-biji ditubuhmu. Suatu saat kami 'kan tumbuh bersama, dengan keyakinan. Kau harus hancur! Kau harus hancur! Kau harus hancur! Kau harus hancur!".

Berita terkait

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

1 jam lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

1 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

6 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

8 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

8 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

14 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

14 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

15 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

19 jam lalu

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.

Baca Selengkapnya

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

21 jam lalu

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

KPK kembali menyita sejumlah aset milik eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, kali ini sebuah rumah di Makassar senilai Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya